Tjilik Riwut, Pahlawan Nasional dari Kalimantan Tengah

Beberapa tahun tinggal dan bekerja di sebuah perusahaan perkebunan di pedalaman Kalimantan Tengah ( 4 jam dari Pangkalan Bun ), membuat saya sedikit mengerti dengan sejarah pahlawan nasional dari Suku Dayak, yaitu Tjilik Riwut.

Tjilik Riwut adalah putra Dayak yang pada masa kemerdekaan, ikut memperjuangkan kemerdekaan bagi wilayah Kalimantan Tengah. Lahir di Kasongan, Katingan Kalimantan Tengah pada tanggal 2 Pebruari 1918 dan meninggal di Rumah Sakit Suaka Insan, Banjarmasin pada tanggal 17 Agustus 1987, serta dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Sanaman Lampang, Palangka Raya, Kalimantan Tengah.


Ia menyatakan dirinya sebagai orang hutan, karena bertumbuh sampai besar di hutan belantara di Kalimantan, sehingga walaupun dia pergi ke pulau Jawa dan memulai karir sebagai tentara yang ikut berjuang untuk merebut kemerdekaan di pulau Jawa, namun dia tidak melupakan tanah kelahirannya, membuat dia kembali ke Kalimantan Tengah dan ikut berjuang membebaskan pulau tersebut dari jajahan bangsa lain.



FANATISME ANGKA 17


Ia sangat fanatik dengan angka 17, karena pada tanggal tersebut :


- Kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.


- Pelaksanaan sumpah setia 142 suku di pedalaman Kalimantan terhadap RI,tanggal 17 Desember 1946.


- Desa Pahandut, cikal bakal ibukota Kal-Teng ( Palangka Raya ) desa ke 17 dihitung dari sungai Kahayan.



- Peletakan batu pertama kota Palangka Raya melambangkan keberhasilan perjuangan tanggal 17 Juli 1957.


- Dia menjadi Gubernur yang pertama, bagi Propinsi ke 17, yaitu Kalimantan Tengah.


- Propinsi Kal-Teng lahir tepat pada saat Pemerintahan RI Kabinet ke 17.


PENDIDIKAN

Menyelesaikan pendidikan di kota kelahirannya di Kasongan, kemudian menyelesaikan pendidikan Sekolah Perawat di Purwakarta dan Bandung. Dengan pendidikan perawat tersebut, dia berharapa dapat berjuang dengan ilmunya untuk menolong para perjuang yang terluka di medan pertempuran, karena pada saat itu sangat sedikit orang berkecimpung di dunia medis dan kesehatan. Hal ini yang membuat dia ikut berjuang merebut kemerdekaan dan memperoleh pangkat Mayor.

KARIR DAN KISAH PERJUANGAN


Tjilik Riwut juga yang pertama mengabarkan kepada masyarakat Kalimantan Tengah, bahwa RI telah merdeka, sehingga hal tersebut di sambut baik oleh masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah. Untuk mengantisipasi masuknya jajahan dari negara lain, maka membentuk pasukan khusus gerilya dan hal tersebut bermanfaat karena walau merdeka belum tentu bebas dari keinginan bangsa lain untuk menjajah. Pasukan gerilya ini berhasil melawan bangsa lain yang ingin masuk menjajah. Tjilik Riwut juga berhasil mempersatukan seluruh kepala Suku Dayak dan berhasil membuat mereka untuk bersumpah setia masyarakat suku Dayak terhadap RI.



Selama hidupnya, dia memiliki karir sebagai berikut :


- Memimpin redaksi majalah Pakat Dayak, bersama ” Suara Pakat”.


- Koresponden Harian Pemandangan pimpinan M. Tambran.


- Koresponden Harian Pembangunan pimpinan Sanusi Pane.


- Putra Dayak yang menjadi anggota KNIP periode 1946-1949.


- Memimpin operasi penerjunan pasukan Khas TNI AU pertama di desa Sambi ( 17-10-1947 ).



- Menjadi Gubernur pertama Kalimantan Tengah.



PENGHARGAAN JASANYA OLEH PEMERINTAH RI

Pada tanggal 17 Agustus 1987, putra terbaik yang pernah dimiliki Suku Dayak ini meninggal dunia dalam usia 69 tahun di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin Kalimantan Selatan. Atas jasa-jasanya untuk memperjuangkan kemerdekaan RI serta partisipasi dan perannya dalam membangun Kalimantan Tengah, pada masa pemerintah B.J.Habibie, Tjilik Riwut ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia dan namanya diabadikan pada berbagai tempat di Kalimantan Tengah, seperti Bandara Palangka Raya serta jalan terpanjang di Kalimantan Tengah yaitu antara jalan dari Palangka Raya sampai dengan daerah Kotawaringin yang berjarak lebih kurang 300 km.

Parlin Nainggolan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar