Arkeolog: Penghuni Tanah Batak Berasal dari Gayo

Buku “Gayo Merangkai Identitas” karya dua arkeolog Balai Arkeologi Medan Sumatera Utara Ketut Wiradnyana dan Taufikurrahman Setiawan menyebutkan berdasarkan hasil penelitian arkeologi di Loyang Mendale dan Ujung Karang, Aceh Tengah, dapat disimpulkan apabila penghuni Tanah Batak berasal dari Gayo.





Dalam pengantar buku tersebut, Prof.DR. Bungaran Antonius Simanjuntak, antropolog dari Universitas Negeri Medan (Unimed) menegaskan, pembaca perlu mencermati satu hal dari penelitian itu, bahwa Teori yang dikembangkan oleh pegawai/ambtenaren Belanda yang telah disebarkan dan sudah direkam dalam benak dan dipercaya oleh orang Batak dan ilmuwan suku bangsa ini, bahwa suku Gayo berasal dari tanah Batak. Gayo, Alas dan sub-suku dari suku bangsa Batak.


Namun dengan temuan penulis, apalagi masih akan diteliti secara mendalam, maka teori itu bisa dijungkir-balikan. Justru suku bangsa Batak berasal dari suku bangsa Gayo. Atau justru suku bangsa Gayo bukan sub-sukunya orang Batak. Barangkali sederajat atau merupakan dua saudara yang seayah dan seibu. Atau Gayo lebih dulu datang dipedalaman/pegunungan Tengah Aceh. Baru menyusul orang Batak.


“Diharapkan peneliti dapat mengungkap lebih mendalam dan terang benderang. Ini sangat penting untuk diungkap secepatnya,” tulis Prof.DR. Bungaran Antonius Simanjuntak.


Buku Gayo Merangkai Identitas, merupakan buku yang menuliskan tentang proses sejarah budaya yang telah berlangsung di Tanah Gayo. Proses sejarah budaya yang terekam dalam penelitian arkeologis di Gua Loyang Mendale dan Loyang Ujung Karang itu menunjukkan adanya kelompok pengusung budaya Hoabinh yang pernah beraktivitas di sekitar Danau Lut Tawar, sekitar 7.000 tahun yang lalu. Selain itu juga ditunjukkan adanya migrasi kelompok Austronesia dengan berbagai aspek budayanya pada kaisar N 4.400 tahun yang lalu.


Hal itu ikut menggambarkan bahwa ada indikasi yang kuat kelompok pengusung budaya Hoabinh berpindah dari pesisir ke pegunungan. Selain itu juga digambarkan berbagai aspek dari kelompok manusia Austronesia di bagian barat Indonesia yang selama ini belum ditemukan bukti aktivitasnya. Adapun aspek Autronesia yang terekam dalam penelitian ini di antaranya aspek religi estetika, etika, teknologi, dan struktur sosial yang pada akhirnya memberi warna terhadap identitas etnisitas, termasuk identitas masyarakat dan budayanya.



Kajian arkeologi, maupun etnoarkeologis atas berbagai aspek budaya yang ditemukan dalam penelitian menunjukkan indikasi kuat bahwa aktivitas budaya prasejarah di Tanah Gayo, khususnya dari babakan neolitik (megalitik), menunjukkan masa yang lebih tua dibandingkan dengan aktivitas di Tanah Batak. Hal tersebut memunculkan hipotesis bahwa Orang Batak berasal dari Tanah Gayo. Kondisi tersebut sangat bertentangan dengan keyakinan orang Batak selama ini, yang cenderung menganggap bahwa orang Gayo berasal dari Tanah Batak.

(Khalisuddin)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar