Ibnu Sina : Dari sebuah mitos menjadi menjadi kenyataan.

Operasi cesar merupakan operasi kelahiran yang sangat di sukai dan di lakukan perempuan zaman sekarang.Bisa disebabkan karena kemudahan, karena bisa tanggalnya bisa di atur ataupun menghindari rasa sakit serta alasan lainnya yang sebenarnya di lakukan karena posisi terdesak dan tak ada jalan lain kecuali melakukan operasi tersebut.Begitulah kemudahan teknologi jika sudah memberikan rasa nyaman dan mudah akan membuat banyak orang terlena dan kurang memahami esensinya.Namun kita kurang mengetahui kalau Operasi cesar tersebut sudah pernah dilakukan ilmuwan muslim sejak abad ke 11.Ilmuwan tersebut adalah syaikh ar rais Abu Ali Ibnu Sina atau yang lebih di kenal ibnu Sina atau dalam masyarakat eropa dengan sebutan Avicienna.Tokoh ini juga sebagai penulis buku melahirkan magnum opus Al Qanun fi at Thibb dan As Syifa yang telah menggemparkan khazanah keilmuan khususnya kedokteran di seluruh belahan dunia.

Pada 1035 Sultan Ala Ad Dawlla yang berasal dari daerah Isfahan ( daerah Iran saat ini ) di tepi sungai Zayndah memerintah sebuah pemerintahan yang sangat menghargai dan mendukung perkembangan Ilmu Pengetahuan.salah satunya adalah dengan mendatangkan Ibnu Sina seorang master Ilmuwan Muslim yang saat itu banyak di perebutkan atas keutamaan dan kepandaian dalam ilmu pengetahuan. Pada saat itu Sultan sangat memperhatikan ilmu pengetahuan dan penelitiannya juga , dana besar dia sediakan untu membiayai penelitian penelitian tersebut serta memberikan fasilitas-fasilitas yang mewah bagi para ilmuwan hingga para ilmuwan sudah tidak lagi memikirkan kesejahteraannya, dia hanya focus pada perkembangan penelitiannya, perkembangan ilmu pengetahuan serta penulisan jurnal-jurnal dan buku.Pada suatu saat ketika Ibnu sina sedang melakukan penelitian dan menulis buku Al Manthiq wa Al Majisthi yaitu kaidah-kaidah yang menjawab persoalan - persoalan euclides dalam ilmu geometri,Seorang prajurit suruhan sultan Ala Ad Dawlla mendatangi Ibnu sina memberitahukan tentang keadaan istri Sultan yang akan melahirkan namun karena posisi bayi yang sungsang maka dokter istana tidak sanggup melakukan pekerjaan tersebut.Atas dasar itu prajurit tersebut datang dan juga sultan akan memberikan hadiah yang besar jika Ibnu Sina bersedia dan dapat menyelamatakan istri dan jabang bayi yang di kandungnya.

Tanpa pikir panjang Ibnu sina langsung mendatangi pasiennya tersebut tanpa memikirkan upah yang akan dia dapatkan.Setelah bertemu dengan sultan dan mengetahui kondisi Istri Sultan maka Ibnu Sina berkesimpulan bahwa bayinya tidak bisa diselamatkan kalau tidak tetap memaksakan keadaan dan mengabulkan keinginan Sultan agar bayinya bisa lahir maka ancamannya kedua-duanya bisa meninggal.Akhirnya Ibnu Sina mendapatkan ilham melalui sebuah cerita mitos tentang Rustam Dastan ksatria Iran yang terkenal yang lahir melalui operasi pembedahan yang dilakukan oleh dokter Istana Rudabah dan Rustam Dastan pun akhirnya lahir dengan selamat.Setelah dalam waktu singkat Ibnu Sina mempelajari tentang kisah tersebut dan segera menyusun rencana operasi dan mengumpulkan bahan-bahan penenang (berasal dari bunga opium) dan alat-alat operasi semisal benang jahit (berasal dari usus binatang ).Cara operasinya pun tidak jauh beda dengan cara operasi jaman saat ini.Yang membedakan adalah peralatan yang serba terbatas serta waktu pemulihan yang sampai 3 bulan lamanya serta bekas jahitan sering menimbulkan infeksi.

Akhirnya Syaikh ar Rais Abu Ali Ibnu Sina sukses melakukan operasi tersebut meskipun dengan menggunakan peralatan yang sangat sederhana namun Ibnu Sina telah membuktikan bahwa dirinya merupakan master kedokteran dunia.Ibnu seorang pecinta malam dan beliau dalam sehari hanya tidur 2 – 3 jam sehari.Hidupnya di penuhi dengan kerasnya dan susahnya hidup, sering menghadapi terror para pejabat-pejabat kerajaan,dikhianati sahabat-sahabatnya, serta keluar masuk penjara.Menjelang Akhir hayatnya istrinya Jasmine di gadaikan oleh Sultan Ala Ad Dawlla sebagai alat tukar bala bantuan pasukan Baghdad ketika posisi Sultan Ala Ad Dawlla terjepit di antara serbuan tentara-tentara asing yang menyerang Negaranya.Begitulah kehidupan seorang ulama dan ilmuwan.Selalu penuh penderitaan dan perjuangan guna menggapai cahaya ilmu dan Tuhannya

Agung Pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar