Badai Matahari, Stasiun Antariksa Aman


NASA

Badai Matahari Kelas X2 yang terdeteksi NASA pada 7 September 2011 Waktu Indonesia Barat.


Dua ledakan Matahari terbesar dalam 5 tahun terakhir terjadi pada Rabu (7/3/2012). Ledakan tersebut dikategorikan sebagai kelas X5.4 dan X1.7.

Akibat ledakan tersebut, lontaran massa korona (CME) bergerak menuju ke Bumi. Lontaran tersebut sampai ke Bumi pada Kamis (8/3/2012) pada pukul 17.45 WIB.

Space.com, Kamis, melaporkan bahwa badai Matahari membuat satelit milik European Space Agency (ESA), Venus Express, mengalami gangguan fungsi kamera pelacak bintang (startracker).

Meski demikian, badai Matahari hanya berdampak kecil bagi Bumi. Antisipasi telah dilakukan, misalnya oleh maskapai penerbangan Delta Airlines, dengan mengubah rute perjalanan.

Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) beberapa kali terpapar radiasi badai matahari. Astronot diharuskan berlindung di dalam ISS untuk menghindari efek buruk radiasi. Namun, kali ini badai Matahari besar yang terjadi tak membahayakan ISS.

Rob Navias, juru bicara NASA, seperti dikutip Space kemarin, mengatakan, "Tak ada bahaya, tak ada keharusan untuk berlindung."

Sementara tweet NASA juga menyatakan hal serupa. "Badai Matahari tak berbahaya bagi ISS atau krunya. Doktor di Kontrol Misi di Houston selalu melakukan monitor level radiasi, yang masih bisa diterima."

Ledakan Matahari yang terjadi pada hari Rabu lalu muncul dari bintik Matahari AR1429. Besarnya ledakan ini mengalahkan ledakan pada 27 Januari lalu yang masuk kelas X1.7. Namun, ledakan masih kalah dengan ledakan pada Februari 2003 yang masuk kelas X28.

SPACE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar