Mars

Ada banyak perjuangan besar di bulan Maret ini. Bukan hanya perjuangan, juga telah mencatat kebiadaban manusia atas manusia lainnya. Ketika kebiadaban dibicarakan, maka sesungguhnya ini tidak bisa lepas dari peran perjuangan sekelompok manusia. Kebiadaban dalam bentuk perang, dehumanisasi, dan pemerosotan derajat kemanusiaan. Segalanya menjadi alasan, betapa kebaikan telah tercerabut dari lubuk hati manusia yang terdalam. Begitu menurut Isaiah Berlin. Akan tetapi, ada sisi lain dari sejarah, mengenai harapan dan kemerdekaan, buah dari perjuangan.

Penolakan Baiat Imam Husain terhadap kekhalifahan Yazid Bin Muawiyyah berbuntut pada revolusi besar . Imam Husain bersama para pengikutnya meninggalkan Madinah menuju Kufah. Penghindaran terhadap arogansi kekuasaan meskipun terlembagakan dalam paying bernama kekhalifahan. System tidak menjadi jaminan mutlak terhadap mapannya kehidupan sebuah masyarakat. Di tangan penggeraknya lah sebuah system akan hidup, jika dijalankan dengan benar. Demi melihat kemewahan telah mengelilingi bahkan menggulung lembaga kekhalifahan, Imam Husain bersama pengikutnya meninggalkan Madinah menuju Kufah.

Kekuasaan begitu memaksa. Ruang lingkupnya begitu besar. Yazid memutuskan, Kota tujuan pindahnya Imam Husain adalah Kota para penghianat. Diibaratkan sebuah penyakit kronis, harus diamputasi, dihilangkan dari badan, dilenyapkan dari lembaga kekhalifahan. Imam Husain dan para pengikutnya digiring ke Karbala, pelataran di pinggir Sungai Eufrat. Penyerangan oleh pasukan Yazid berbuntut terbunuhnya Imam Husain di Karbala. Adalah semakin jelas, revolusi sering tidak bisa dipisahkan dengan gelimang darah dalam bentuk perlawanan terhadap kerakusan dan ketamakan penguasa.

Puerto Rico menjadi saksi. Kehausan penguasa terhadap kekuasaan berujung pada penistaan nilai-nilai kemanusiaan. Tiga belas pangkalan militer dibangun di Puerto Rico oleh Amerika Serikat. Imperialisme mengakar. Terjadi perbudakan, dimana, ribuan penduduk asli sebagai warga pribumi diperbudak menjadi pekerja di pertambangan. Keheningan hidup dan keasrian lingkungan warga pribumi tercabik atas nama merkantilisme. Pengerukan sumber daya alam dan manusia atas nama kemajuan dan industry. Lebih mengherankan, mereka melakukan perbudakan atas nama nilai-nilai kemanusiaan, mengangkat derajat kemanusiaan.

Bukan hanya Amerika Serikat, induk semangnya Inggris pun melakukan ketidak mengertian bahwa nilai-nilai kemanusiaan tidak diukur oleh kemajuan industri sebuah Negara. Pemerintah inggris mengeluarkan kebijakan aneh di India pada tahun 1930, mereka memonopoli garam, kebutuhan pokok masyarakat yang seharusnya dikelola oleh bangsa India sendiri. Kebijakan konyol ini, mengetuk Gandhi untuk melakukan perlawanan. Di bulan Maret ini, Gandhi melakukan revolusi sipil. Inggris mengerahkan pasukannya, menahan sekitar 60.000 orang. Akan tetapi, dorongan dari dalam hati, bahwa manusia adalah hamba merdeka tidak menghentikan Gandhi berhenti di sana. Perlawanan terhadap kerakusan penguasa harus terus dilakukan. Maret bukan menjadi kuburan telah matinya revolusi.

Dibelahan dunia manapun, orang bergerak untuk merdeka. Setelah merasa benci, bosan, kesal, dan marah terhadap kebiadaban dan bencana kemanusiaan oleh perang. Perang , penjajahan harus diakhiri. Celaka memang, cara pandang standar ganda memang menjadi cirri utama Negara-negara imperialis. Penjajahan harus diakhiri namun dengan cara memporak-porandakan Negara lawan, ribuan nyawa sipil melayang tanpa tahu apa penyebab kematian dan bencana tersebut. Tokyo dibumihanguskan oleh kebiadaban Amerika Serikat.

Sejarah melaju begitu cepat. Srebenica telah disulap oleh Mladic menjadi ampitheater raksasa menakutkan. Srebenica menyimpan kebisuan. 250.000 warga Muslim Bosnia direnggut martabat kemanusiaannya oleh tentara Serbia. Kejahatan perang tercatat. Bagi warga sipil Bosnia, langit bulan maret adalah moncong senjata yang siap memberondong mereka kapan saja, meskipun referendum memberikan hasil; Bosnia resmi menjadi sebuah Negara yang terpisah dari Yugoslavia.

Maret telah menjadi festival pengabdian manusia-manusia serakah kepada Dewa Perang yang mereka agungkan, Mars.
kang warsa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar