Masjid Namirah, Arafah, dan Pidato HAM Nabi

1320458616880616380

Masjid Namirah, Lembah Arafah Saat Wukuf.

Lembah Arafah. Sebuah bebukitan kecil dengan Jabal Rahmah (kasih sayang) di tengahnya merupakan bukti kasih sayang Allah kepada Adam dan Hawa As setelah diturunkan dari Taman Surga akibat dosa yang dilakukannya. Tentu saja, kesedihan berkepanjangan bagi keduanya dan juga kerinduan akan masa-masa indah disana. Allah berikan fasilitas bagi keduanya, yang kemudian menjadi bagian dari ajaran Allah yaitu tawaf di Ka’bah sebagai pelipur Adam dan Hawa akan ketinggian spiritual sebagaimana para Malaikat juga berthawaf di Arasy Allah. Kedua, lembah Arafah sebagai tempat bertemunya kedua insan tersebut yang kemudian dijadikan oleh Allah sebagai ladang pengampunan dosa dan juga sebagai lahan pengakuan dosa hamba-hamba yang berada di situ pada saat wukuf dalam proses menunaikan ibadah haji yang tahun ini (2011) jatuh pada hari Sabtu, 5 Nopember 2011.


Ketika Nabi Muhamamd asw diutus mengemban risalah Islam kepada alam semesta dan haji menjadi bagian salah satu rukun Islam yang lima, Nabi Muhammad saw sempat satu kali melaksanakan ibadah haji yang dikenal sebagai Haji akbar atau Haji Wada, karena hanya 3 bulan kemudian Nabi meninggal. Tentu, banyak hikmah dari perbuatan dan sabda beliau yang menjadi bagian dari syariat Islam.



Pada saat wukuf di Arafah, Nabi melakukan sebah pidato yang sangat terkenal yaitu “Khutbatul Wada” (Pidato Pamungkas). Pidato tersebut diungkapkan beliau sebanyak tiga kali, yaitu di Ka’bah Makkah sebelumnya, di Lembah Arafah dan di Mina pada berikutnya ketika melontar jamarat. Tempat Nabi mengucapkan pidato tersebut saat ini telah dibangun sebuah Masjid yang sangat asri yang dikenal dengan nama Masjid Namirah. Masjid ini dibangun pada masa Dinasti Abbasiyah pada pertengahan abad ke-2 H. Letaknya sebelah Barat Masyáril Haram, dan sebelah Lembah Arnah, yang termasuk bagian dari Lembah Makkah. Lembah Arnah ini bukan bagian dari Lembah Arafah sehingga bukan tempat Wukuf. Tentu saja Masjid Namirah mengalami berbagai perluasan terutama perluasan terbesar dilakukan oleh Dinasti Keluarga Saud yang sejak abad ini menjadi Penguasa Kedua Masjid Suci seluas 110 ribu M2 yang menelan biaya sebesar SR 237 juta.




Pidato Nabi di dekat Lembah Arnah tersebut menjadi Pidato Nabi yang sangat terkenal tentang Hak Asasi Manusia (HAM), yang menurut Cak Nur juga dimana Para Founding Father AS, antara lain Thomas Jefferson terinspirasi, bahkan mengadopsinya menjadi Pembukaan Declaration of Independent yang berbunyi,


We hold these truths to be self-evident, that all men are created equal, that they are endowed by their Creator with certain unalienable Rights, that among these are Life, Liberty and the pursuit of Happiness. (Wikipedia).



Lebih lanjut CN mengatakan bahwa bagaimana isi pidato HAM Nabi Muhammad saw tersebut dapat diperoleh oleh para Pejuang AS, yaitu melalui karya-karya pemikiran para Filosof Inggris yang sebelumnya mendapat inspirasi pidato seorang filosof humanis Italia yang sangat terkenal yaitu “Giovanni Pico della Mirandola, (salah seorang pencetus gagasan falsafah kemanusiaan Eropa pada abad Renaisance) yang judul pidatonya “Öratio de Hominis Dignitate”" (Oration on the Dignity of Man).


Terlepas dari itu semua, adalah fakta bahwa nabi Muhamamd saw mengingatkan hal yang sangat penting bagi manusia sebagai pamungkas risalah yang diemban beliau dari Allah swt karena beliau belum tentu akan mengalami masa musim haji berikutnya. Dan ternyata memang betul hanya dalam waktu 3 bulanan beliau menghadap Allah swt. Namun, pesan universal kemanusiaan sudh beliau sampaikan.

Salam damai,,,
Bang Nasr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar