Lene Hara atau petroglif adalah contoh ukiran pada masa Pleistocene / Foto: ABC NEws (John Brush)
sekelompok tim ilmuwan Australia telah menemukan secara kebetulan pahatan atau ukiran batu kuno di sebuah gua di Timor Timur, diperkirakan berusia sekurang-kurangnya sekitar 10.000 tahun lalu.
Temuan tersebut didapatkan ketika tim arkeologis dan palaentologi dari Australia tersebut sedang mencari peninggalan fosil tikus besar yang telah punah. Namun, secara kebetulan, Dr Ken Aplin melihat gambar wajah yang memiliki corak pada atap batu kapur.
“Satu kolega kami dari Timor Timur sedang duduk pada puncak sebongkah batu kapur dan saya mendongak untuk melihat apa yang sedang dilakukannya, dan ketika aku memandangi dengan saksama , senter-kepalaku melintas menyinari wajah di batu kapur itu, dan aku melihat wajah yang luar biasa terpahat di permukaannya,” kata Dr Ken Aplin seperti dikutip dari ABC News, Jumat (11/02/2011).
“Aku memanggil Sue, seorang arkeologis. ‘Sue – kau tidak pernah menyatakan padaku ada wajah terpahat di sini’, dan Sue menjawab ’tak ada’ dan aku mengajak ‘kemari dan lihatlah ini’ dan mulut Sue terbuka ketika melihat pahatan tersebut.”
Pahatan Lene Hara, atau petroglif, adalah wajah bercorak, menghadap ke depan dengan dua mata, sebatang hidung dan sebuah mulut. Satu wajah mempunyai hiasan kepala melingkar dengan sinar yang mengerangkai wajah.
Walaupun pahatan wajah bercorak ada di seluruh Melanesia, Australia dan Pasifik, petroglif Lene Hara merupakan satu-satunya contoh yang berasal dari masa Pleistocene.
Belum diketahui ada petroglif dengan wajah lain yang ditemukan ada di seluruh kepulauan Timor. Temuan petroglif tersebut, telah dipublikasikan pula dalam jurnal Antiquity, menyusul penemuan di gua Lene Hara pada bulan Mei 2009 lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar