Sejak sampai di London barulah saya kenal agama Kristen aliran Church of England. Kenalnya juga gak sengaja. Saat itu sedang mengunjungi salah satu obyek wisata dan dikenalkan dengan sejarah kerajaan Inggris. Sampailah pada raja Henry VIII yang dalam sejarah tercatat menikah 6 kali. Saat itu seluruh wilayah kekuasaan kerajaan Inggris adalah penganut katolik, dengan raja sebagai penasehat tertinggi (pemimpin umat tetap seorang Uskup) . Sementara dalam ajaran agama Katolik dilarang menceraikan pasangan. Karena itulah raja tersebut membuat aliran baru bernama Church of England, yang tetap dianut keluarga kerajaan Inggris hingga sekarang. Ratu Elizabeth II yang berkuasa saat ini adalah pemimpin gereja tertinggi.
Walaupun memisahkan diri dari gereja katolik di Roma (karena bertentangan dengan keinginan raja Henry VIII), aturan dan ritual dalam aliran ini sepertinya sebagian besar tetap mengikuti tata cara Katolik. Bahkan, saat kepemimpinan ratu Mary, para pemeluk agama protestan di wilayah kekuasaan Inggris harus mengorbankan nyawa dengan cara dipancung. Tidak terkecuali jika pengikut Protestan ini masih terhitung keluarga kerajaan. Kalau Anda tau ada minuman bernama ‘Bloody Mary’, istilah ini merujuk pada kejadian tersebut. Karena tahun-tahun itu memang banyak sekali darah yang tumpah.
Namun sekarang di sekitar saya banyak gereja dengan aneka alirannya. Katedral St. Paul yang saya kagumi itu masuk ke dalam Church of England. Begitupun Westminster Abbey yang tersohor. Di dekat rumah saya ada gereja umat China, Italia dan Katolik. (Jujur saja, tinggal di London dan mengunjungi beberapa kota lain di Inggris, kita seperti dibawa ke ‘kampungnya’ gereja. Gereja ada di mana-mana!) Berdasarkan banyaknya peninggalan, ritual kerajaan dan kisah sejarah yang sangat erat dengan agama Kristen, saya rasa banyak orang Inggris saat ini ‘capek’ dengan kegiatan beragama seperti leluhur mereka dulu. Soalnya, banyak gereja yang saya lewati tadi tetap terlihat sepi di hari minggu bahkan di hari natal kemarin. Apalagi di hari lain.
Mengenal sedikit tentang aneka gereja dan kehidupan beragama Kristen di masyarakat Inggris jaman dahulu juga menambah perspektif saya atas keunikan timur dan barat. Sementara agama-agama yang lahir dari timur seperti Hindu dan Buddha tampil begitu sederhananya, agama di barat ini buat saya terlihat begitu glamornya. Tidak sedikit gereja-gereja megah yang terkadang mengupah arsitek terbaik beserta interior yang meliputi patung-patung dan pastinya lukisan dari maestro lukisan yang kita kenal hingga sekarang. Perlengkapan ritual (cawannya, salib besar, aneka jenis jubah, hingga alas meja) yang indah. Semua itu tidak hanya saya temui di gereja yang masih beroperasi, namun juga dari koleksi di museum-museum. Tidak heran kalau pemasukan negara Inggris sangat besar dari sektor pariwisata, yang sebagian besar diantaranya menjual sejarah mereka. Apalagi kalau tidak berhubungan dengan keluarga kerajaan dan sejarah negara mereka yang pastinya erat kaitannya dengan gereja. Gereja yang masih aktif seperti St. Paul saja mengutip 200ribu dari satu pengunjung. Silakan dibayangkan hitungan pemasukan mereka dari ribuan situs sejarah di seluruh negeri. Untung saja hampir semua museum gratis. Kalau setiap masuk situs bayar, bangkrut juga kita!
Saya sih masih belum bosan keliling negeri ini yang pastinya akan bertemu dengan aneka gereja lainnya. Kalau ada rejeki main ke Yunani, saya dengar ada aliran yang lain lagi di sana. But I don’t think they called it Church of Greece.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar