Ditemukan Sisa Abu Budaya Mesolitik Berusia 7.400 Tahun Lalu

1320628313612107737

Tim Arkeologi dari BALAR Medan sedang melakukan penggalian di Ceruk Ujung Karang Takengon Aceh Tengah, Maret 2011 lalu, yang disaksikan oleh sejumlah masyarakat dan siswa SD setempat.

Buku “Gayo Merangkai Identitas” yang menggambarkan kehidupan masa prasejarah di Tanoh Gayo Kabupaten Aceh Tengah akan segera diluncurkan. Dari buku ini akan dapat diketahui sejarah budaya masyarakat, sekalipun tidak seluruh aspek budaya yang ada pada masyarakat prasejarah dapat diuraikan. Namun demikian, uraian singkat pada buku ini menambah informasi gambaran kehidupan masyarakat Gayo sebagai sebuah identitas.



Identitas merupakan salah satu bagian yang sangat diperlukan dari setiap manusia maupun kelompok manusia. Identitas itu sendiri akan selalu mewarnai perjalan hidup manusia, sehingga keberadaannya akan melewati berbagai periode. Identitas dapat juga dijadikan cermin, jatidiri masyarakatnya. Beberapa bagian dari identitas sebuah etnis boleh jadi sama dengan etnis lainnya. Hal tersebut dapat dimengerti mengingat akar budaya etnis yang pluralisme dan multikulturalisme dapat dikatakan bersumber dari budaya-budaya besar tertentu yang mewarnainya hingga kini.



Gayo sebagai sebuah etnis tentu memegang peran penting dalam kaitannya dengan proses budaya di Pulau Sumatera bagian utara pada khususnya dan proses budaya dalam konteks nasional maupun regional. Proses budaya masa prasejarah menggambarkan eksistensi wilayah ini dalam alur migrasi yang telah berlangsung baik dalam skala nasional maupun regional. Dalam konteks lokal budaya Gayo masa prasejarah sangat penting bagi keberagaman budaya lokal. Beberapa bagian dari budaya Gayo kini yang berakar dari budaya prasejarah tersebut tidak hanya menjadi milik masyarakat lokal semata akan tetapi lebih dari itu, bahkan budaya nasional juga dicirikan dari salah satu budaya Gayo. Sebut saja Didong dan tarian Saman. Namun yang sangat perlu diketahui bahwa keberadaan budaya besar itu tidak serta merta ada, itu terjadi melalui proses yang panjang baik dalam kaitannya dengan pluralisme mapun multikulturalisme.



Buku yang merupakan hasil dari penelitian arkeologis tersebut menggambarkan perjalanan sejarah masyarakat Gayo yang dapat dijadikan acuan bagi pengembangan budaya masyarakat masa kini. Melalui buku ini, terungkap bahwa di tengah rimba belantara Aceh, tepatnya di Ceruk Mendale dan Ceruk Ujung Karang sekitar Danau Laut Tawar telah terdeteksi adanya hunian dalam masa babakan budaya mesolitik. Hal ini dibuktikan oleh hasil uji carbon dating terhadap abu sisa pembakaran di Ceruk Mendale telah berusia 7.400 tahun sedangkan tulang yang ditemukan disana berusia 5.040 tahun.



Menurut Ketut Wiradnyana, ketua tim peneliti dari BALAR Medan dalam laporannya menyimpulkan bahwa hunian dalam babakan masa neolitik di Aceh Tengah, yang telah berlangsung di Ceruk Mendale dan Ceruk Ujung Karang berkisar dari 4.400 tahun yang lalu hingga 1.900 tahun yang lalu atau berkisar awal masehi yaitu tahun 100 Masehi.




Tentu hasil penemuan ini membangkitkan kesadaran akan bentuk dan proses yang telah dilalui nenek moyang manusia Gayo di sekitar Danau Laut Tawar Aceh Tengah. Temuan itu akan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan arkeologi dan antropologi dan tidak tertutup juga bagi ilmu pengetahuan lainnya. Pastinya, pembuktian itu dapat dijadikan titik awal ditemukannya jatidiri suku-suku yang berdiam di Aceh saat ini.


Syukri Muhammad Syukri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar