Perang Suci Melawan Yahudi

Beberapa waktu lalu saya membaca pernyataan dari ketua NU, Said Aqil Siradj pasca kerusuhan bernuansa SARA di Ambon. Beliau menegaskan bahwa tidak ada perang suci di dunia ini. Semuanya hanyalah perang yang mengatas namakan agama untuk kepentingan golongan tertentu. Apakah saya setuju ? Tunggu dulu !

Saya tak ingin membahas soal Ambon. Karena persoalan disana sudah jelas. Kerusuhan yang terjadi sejak dulu, tak lebih dari ulah provokator. Sejak masa lalu tak pernah ada permusuhan antara sesama orang Ambon. Terlepas apapun agamanya. Dan kerusuhan baru pecah saat suhu politik memanas di Ibukota. Dapat di pastikan kerusuhan Ambon adalah hasil settingan fihak - fihak yang ingin mengambil keuntungan politis atau semacam pengalihan isu, dll. Walau tak pernah ketahuan siapa.

Saya ingin membahas isu yang lebih sexy. Yaitu soal perang antara Israel dan Palestina. Yang kemudian di terminologikan menjadi perang antara Islam dan Yahudi. Lebih luas lagi antara timur dan barat. Walau Yahudi asal - usulnya dari timur juga. Tapi kehadirannya di Jazirah arab tetap dianggap sebagai repsentasi barat. Karena kebanyakan dari mereka adalah orang - orang “keturunan Israel” yang datang dari barat. Eropa dan Amerika.Para pendatang ini pulang untuk mengambil kembali “tanah yang dijanjikan” dengan cara apapun. Sementara para “pemilik tanah” menganggap klaim itu mengada - ada. mereka hanya datang untuk merampok. Dan perang pun terjadi tanpa henti. Entah sampai kapan ?

Lalu melebar kemana - mana . Banyak fihak yang terlibat. Bahkan ada yang meramal bahwa bila suatu saat perang dunia ketiga pecah. Maka kemungkinan terbesar pemicunya akan berasal dari sana.

Pertanyaannya , mungkinkah kedua bangsa ini berdamai ? Dan benarkah perang yang terjadi ini adalah perang suci. Seperti yang di klaim kedua fihak. Lalu ada kemungkinan kedua bangsa yang konon berasal dari turunan yang sama ini hidup berdampingan sebagai dua bersaudara yang telah lama terpisah ?

Saya punya seorang sahabat. Seorang da’i yang tidak pernah saya ragukan komitmennya terhadap agama. Lebih dari siapapun di dunia ini. Karena kebetulan saya cukup dekat dengan dia. dia telah ikut rombongan dakwah di banyak negara di Asia. dan semua dengan biaya sendiri. Karena dia berdakwah bukan hany dengan dirinya tapi juga hartanya. Dia sendiri bekerja di sebuah perusahaan migas.

Dari dialah saya mendapat sudut pandang baru tentang orang Israel. Atau kadang disebut Yahudi. Karena Yahudi adalah agama eksklusif bagi orang Israel.Suatu hari dalam salah satu perjalanan dakwahnya dia pernah bertemu dengan seorang da’i yang berasal dari Israel. Dia sempat kaget juga. Loh bukannya ???

Karena penasaran sahabat saya pun bertanya pada da’i Israel ini. Bukankah orang Islam dan Israel/yahudi itu bermusuhan dan berperang . Bagaimana anda bisa jadi da’i Islam di israel. Orang Israel mengelengkan kepala “No , there is no religions battle in Israel. Thats all just politics”. Lalu orang Israel ini menjelaskan bahwa ada tiga markaz besar dakwah di Israel. dan mereka berjalan baik - baik saja. bahkan beberapa da’i dari negara lain sering masuk kesana. Dia menyarankan bila ingin kesana masuklah lewat Singapura. karena sangat mudah mengurus visa di Singapura bila ingin ke Israel.

Lalu sahabat saya bertanya . Bukankah pemerintah Israel phobia terhadap Islam. lalu bisakah kita masuk kesana dengan pakaian dakwah. maksudnya gamis dan sorban. Orang Israel itu bilang petugas disana punya cara untuk mengidentifikasi orang yang ingin berdakwah. Awalnya saya anggap bercanda, tapi dia serius. Petugas disana akan meminta para pendakwah ini meyebutkan 6 sifat. soal 6 sifat ini adalah trendmark dari strategi dakwah yang diikuti teman saya. Bila bisa menyebutkan , maka rombongan ini dipersilahkan lewat. Nah lo ?

Ok ! Pemerintahnya wellcome. Lalu bagaimana dengan orang - orang israel yang dikenal keras terhadap orang muslim ? Yah, memang begitulah suka dukanya berdakwah. Kalau mau yang lembut - lembut dakwahnya di pulau Jawa saja (yang ini kata saya).

Dari cerita teman saya tersebut, saya jadi bertanya benarkah peperangan panjang ini. Karena alasan menegakkan agama Allah atau hanya memperebutkan sepotong tanah ? Saya jadi ingat Mesir, saya jadi ingat Libya dan saya jadi ingat Afghanistan. Dan negara lain di Jazirah Arab. Termasuk Irak dan Iran.

Dulu Mesir dijajah Inggris. Lalu atas nama Allah mereka bersatu memperjuangkan kemerdekaan lalu mengusir penjajah. Dan kenyataannya, saat merdeka Islam hampir - hampir tak pernah wujud di negara ini. Penguasanya berpindah dari satu diktator sekuler ke diktator sekuler lainnya. Tak beda jauh dengan Libya setelah berhasil mengusir Italia atas nama perang suci agama. Kenyataanya Islam hanya lah hukum yang menjadi justifikasi untuk melanggengkan kekuasaan para diktator yang buruk kelakuannya. Di afghanistan , setelah para Mujahidin atas nama perang suci berhasil mengusir tentara Rusia. Mereka pun saling memangsa atas , lagi -lagi atas nama agama.

Dan kita tak tahu bagimana Palestina nantinya. Saat belum merdeka saja , mereka sudah saling memusuhi sesama mereka. Apakah karena agama ? Tentu lucu . Tuhan menciptakan agama agar manusia bisa berdamai antara satu dan yang lainnya. Tapi oleh manusia dijadikan alat permusuhan. Dan benarkah mereka berjuang tegaknya Islam, atau berjuang untuk sepotong tanah dalam bentuk sebuah negara bernama palestina. Yang entah seperti apa kepemimpinannya ? Lagipula bila melihat keadaan Islam saat ini, walau seluruh orang Yahudi musnah. Apakah akan membuat berpengaruh signifikan terhadap kemajuan Islam ? Tidak ada yang bisa menjawab bukan ?

Lalu soal perang suci. Kita mungkin masih ingat seperti yang dicatat dalam sejarah. Salah satu perang paling panjang yang di klaim sebagai perang suci oleh kedua belah fihak. Dikenal sebagai perang Salib. Melahirkan begitu banyak pahlawan - pahlawan dan kisah - kisah heroik. Belakangan oleh fihak barat diakui motif utamanya adalah tanah dan tahta. Tujuan mereka menguasai Yerusalem karena kota itu adalah salah satu pusat perdangangan dan keramaian. Dengan banyaknya peziarah dan kafilah - kafilah dagang yang datang kesana. Dan suatu kebetulan yang sempurna, perebutan kota suci Yerusalem masih berlangsung sampai sekarang. Hanya subjeknya yang berbeda. Objeknya tetap.

Lalu kembali kepertanyaan awal. Apakah ada perang suci di dunia ini ? Saya yakin ada. Tapi mungkin tak mesti dengan senjata. Karena fihak yang paling diuntungkan dengan perang yang berkepanjangan. Adalah negara - negara yang gemar dan menjadi kaya karena memproduksi senjata. Dan kita semua tahu siapa ? Merekalah yang berkepentingan agar perang tak pernah berhenti. Karena mereka butuh dana untuk melanggengkan hegemoninya. Dan butuh senjata untuk menjarah negara - negara yang punya sumber daya alam melimpah.

Pertanyaannya, bisakah suatu hari bangsa Palestina dan Israel hidup berdampingan sebagai saudara yang lama terpisah ? Hmm,.. sepertinya susah.

Abieomar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar