Dalam doktrin Kristen, Stigmata adalah tanda luka-luka Yesus yang tersalib, yang muncul secara tiba-tiba pada tubuh seseorang. Termasuk dalam tanda sengsara ini adalah luka-luka paku di kaki dan tangan, luka tombak di lambung, luka di kepala akibat mahkota duri, dan luka bilur-bilur penderaan di sekujur tubuh, teristimewa di punggung.
Sedangkan, menurut kamus Roman Catholic, Stigmata dikatakan sebagai tanda-tanda kesucian seseorang yang terlihat oleh mata berupa tanda-tanda ditubuh yang menandakan bagian-bagiandimana Yesus mendapatkan penyiksaan sewaktu disalib.
Sejumlah Mistikus Kristen mengaku fenomena ini benar adanya. Mereka beranggapan bahwa stigmatis (penederita stigmata) pertama “yang dinyatakan sah” adalah St Fransiskus dari Assisi (1181 - 1226). Pada bulan Agustus tahun 1224, ia dan beberapa biarawan Fransiskan lainnya mengadakan perjalanan ke Mount Alvernia di Umbria, dekat Assisi, untuk berdoa. Di sana, St Fransiskus memohon untuk diperkenankan ikut ambil bagian dalam sengsara Kristus. Pada Pesta Salib Suci, 14 September 1224, St Fransiskus mendapat penglihatan bahwa ia dipeluk oleh Yesus yang tersalib.
Saya sendiri tidak mempercayai fenomena ini. Pertama klaim kaum Kristiani bahwa Nabi Isa alaihis salam wafat di tiang salib selama ini tidak terbukti. Kisah-kisah lain seperti Nabi Isa alaihis salam dipaku, berjalan gontai dengan memikul kayu salib, sampai mengalami siksaan duri di kepalanya juga patut dipertanyakan. Sebab jika kita mengacu kepada Al Qur’an, Allah menyebutkan bahwa Nabi Isa tidak pernah disalib dan dibunuh oleh siapa pun.
Dan karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah ", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, tetapi orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa. (An-Nisa: 157)
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Annisa: 158)
Yang kedua adalah, ajaran Kristen saat ini sendiri sudah bertentangan dengan Syariat yang dibawa oleh Nabi Isa as. Jadi sangat tidak masuk akal jika Nabi Isa justru masuk ke dalam diri seseorang pendeta untuk kian mengukuhkan doktrin Trinitas.
Dalam kasus Stigmata St. Fransiskus Asisi yang diyakini oleh para pendeta pun penuh kejanggalan. Sebuah obor api dikatakan turun dari langit dan hinggap diatas kepala Fransiskus. Setelah mendapatkan Stigmata, Fransiskus mengaku memiliki mukjizat layaknyan nabi. Di daerah Arezzo, Fransiskus mengaku dapat menyembukan dua bayi yang menderita busung. Sedang di biara Monte Carlo pun, ia mampu menyembuhkan penyakit seseorang hahnya dengan membuat gambar salib pada sepotong roti.
Banyak kalangan mengatakan stigmata lebih kepada faktor psikologis. Pendalaman spiritual para pelaku stigmatis membawa mereka menyelami alam bawah sadarnya dan terbawa halusinasi. Sebagian lagi mengatakan Stigmata tidak lebih dari propaganda Kristen untuk meyakini para pemeluknya ditengah ketidakpercayaan mereka terhadap dogma-dogma Yesus.
Wallahua'lam.
(Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar