Putroe Phang

Taman bersejarah ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Meuligoe (Istana) Sulthan pada masa Kesulthanan Aceh dulu. Sebuah taman yang dibangun sebagai bukti cinta sang Sultan pada istrinya yang bernama Putri Kamaliah. Rakyat Aceh memanggilnya Putri Pahang karena asalnya memang dari Pahang, Malaysia. Lama-lama permaisuri cantik ini lebih terkenal dengan nama Putroe Phang.

Putroe Phang tidak hanya cantik, tapi beliau juga seorang wanita yang cerdas. Beliau adalah penasehat suaminya dalam pemerintahan. Seperti terlihat dalam semboyan berikut ini terkenal sekali dalam kehidupan bermasyarakat.

Adat bak Poteumeureuhom (adat dipegang oleh Sultan)
Hukom bak Syiah Kuala (hukum dipegang oleh Syiah Kuala)
Kanun bak Putroe (kanun dipegang oleh Putroe Phang
Reusam bak Laksamana (reusam dipegang oleh Laksamana)
Hukom ngon adat lagee dzat ngon sipheut (Hukum dan Adat seperti zat dan sifat, tidak terpisahkan.

Beliau juga membuat hukum tentang berlindungan anak dan perempuan. Hukum ini kemudian diimplementasikan oleh putri beliau Ratu Safiatuddin sehingga di Aceh Besar dan Aceh Pidie, hukum waris tidak saja berdasarkan pada hukum Islam. Tapi juga dipengaruhi oleh hukum adat. Misalnya oleh orang tua, rumah selalu diwariskan pada anak perempuan. Mungkin hal inilah yang menyebabkan munculnya sebutan "Porumoh" (pemilik rumah) untuk istri dalam masyarakat Aceh.

Kembali ke cerita Taman Putroe Phang yang dibangun khusus untuk beliau oleh suaminya........

Syahdan di Pahang sana, kerajaan tempat asal sang putri, istana kediaman beliau terletak di daerah yang berbukit-bukit. Di belakang istana mengalir sungai tempat beliau biasa berenang. Demi cintanya, Sultan Iskandar Muda menggali sungai buatan yang mengalir di belakang Meuligoe. Beliau juga membangun sebuah bangunan indah bernama Pinto Khop, tempat sang Putri beristirahat sejenak setelah lelah berenang. Tak jauh dari Pinto Khop terdapat pula Gunongan. Disanalah dayang-dayang membasuh rambut sang putri. Di sana juga terdapat kolam untuk sang putri mandi bunga. Asiknya lagi... setelah berenang, keramas dan mandi bunga... Putroe Phang bisa beristirahat santai dengan membaca buku bersama suaminya di sebuah perpustakaan yang disediakan Sultan untuknya.

Sayang sekali, tempat bersejarah ini tak begitu terawat rapi. Pun, tak semua orang tahu sejarah menarik di balik rangkaian situs bersejarah ini. Sungai yang mengalir di depan Pinto Khop penuh limbah lumpur dan sampah. Tamannya juga tidak seindah ingatan masa kecil saya dulu....

Ah! Saya jadi iri...pada negara-negara maju yang bersih, teratur dan rapi. Padahal kita punya banyak tempat menarik di seluruh kepulauan yang tak kalah mempesonanya dengan paket wisata manca negara!

Indonesia yang rapi...teratur...bersih... Sebuah mimpikah?

Disclaimer: foto2 ini diambil DISINI

Foto pertama: Pintoe Khop & foto kedua: Gunongan (tempat spa-nya Putroe Phang)


Taman Putroe Phang, terletak di wilayah kompleks Istana Sultan Aceh di Banda Aceh. Taman ini dibuat untuk sang Permaisuri Sultan Iskandar Muda bernama Putroe Phang yang berarti Putri Pahang, yang berasal dari Pahang, Malaysia.

Di taman tersebut terdapat sebuah bangunan unik, bernama Gunongan. Menurut kepercayaan setempat, bangunan ini dibuat menyerupai bukit-bukit yang terletak di Pahang, Malaysia dan dibuat atas permintaan sang Permaisuri sendiri, yang selalu rindu kampung halamannya, Pahang, yang konon berbukit bukit. Sebetulnya saat dan sebab bangunan ini didirikan belum diketahui dengan jelas. Diduga Gunongan melambangkan Gunung Mahameru dan mungkin juga ditujukan pada Agni, dewa api dalam agama Hindu.[1]

  1. ^ R. Wessing, "The Gunongan in Banda Aceh, Indonesia : Agni's Fire in Allah's Paradise?", Archipel, 1988, no. 35, pp. 157-194, ISSN 0044-8613

Tidak ada komentar:

Posting Komentar