patung hermes memang menjadi salah satu ikon kota Jakarta khususnya di wilayah Harmoni. namun sudah sekitar 1 minggu lamanya patung ini tidak memegang tongkat Cedaceus nya.
tongkat hermes berlambangkan dua ular yang melilit tongkat bersayap, entah siapa nama ke dua ular tersebut, namun dalam novel Percy Jackson , disebutkan kalau nama ke dua ular tersebut adalah George dan Martha. mungkin bagi para penganut teori konspirasi, tongkat yang dipegang oleh hermes adalah lambang dari The Brotherhood of The Snakes, organisasi kegelapan yang paling tua yang pernah ada di muka bumi, diperkirakan sejak zaman nabi Adam A.S lah organisasi berdiri.
seperti juga mengutip dari novel The Jacatra Secret, yang menyebutkan bahwa tongkat hermes memang lambang dari the brotherhood of the snakes. (klik untuk mengetahui tentang Ophiucus, lambang Brotherhood of the snakes)
lalu apakah sebuah kebetulan belaka? tidak, menurut buku (lagi) yang berjudul Menelusuri Jejak Yahudi di Indonesia. pada zaman kolonial belanda, VOC sebagai sentra Mason Hindia-Belanda menaruh patung hermes di jalan harmoni, karena di sana banyak orang Yahudi yang berdagang dan membuka toko berlian, arloji, emas, dan perhiasan lainnya, selain sebagai simbolisasi bahwa disana komunitas yahudi berkumpul, pemasangan patung tersebut juga karena Hermes sebagai dewa perekonomian dipercaya dapat membawa kondisi baik bagi bisnis Yahudi di Batavia. selain itu wujud hermes juga dikaitkan dengan paham dan ajaran Hermetik, yaitu salah satu ajaran dasar Mason, dengan slogan hermetik yang terkenal yaitu As Above and So Below.
(ajaran trismegistus Hermetik)
Keberadaan patung Hermes di bagian taman dalam museum sejarah Jakarta berasal dari pemberian keluarga Ernst Stolz sebagai tanda terimakasih kepada pemerintah Batavia atas kesempatan yang diperolehnya untuk berdagang di Hindia Belanda.
Sebenarnya lokasi Patung Hermes sebenarnya tidak berada di Museum Sejarah Jakarta, namun berada di bibir Jembatan Harmoni. Patung itu ada di sisi kiri, dari arah Jalan Hayam Wuruk, dan tentunya di sisi kanan dari arah sebaliknya, sehingga pejalan kaki maupun pengendara kendaraan bermotor masih bisa memandang patung perunggu tersebut.
(tongkat hermes, lambang brotherhood of the snakes)
Patung Hermes tersebut sempat hilang pada 20 Agustus 1999 sebelum akhirnya ditemukan dengan posisi patung itu miring ke arah kali akibat penyangganya ditabrak mobil. Patung tersebut lantas dipindahkan ke Museum Sejarah Jakarta dan di tempat awal Hermes berada dibangun sebuah patung replika Hermes oleh seniman patung asal Yogyakarta, Arsono dengan biaya pembuatan patung sebesar Rp 150 juta.
(patung hermes di jalan harmoni sebelum tongkatnya hilang)
namun usaha pencurian itu sudah beberapa tahun yang lalu, tetapi seminggu yang lalu, tiba-tiba tongkat sang hermes ini hilang dari patung replikanya yang terletak di harmoni. setelah iseng-iseng saya berjalan kaki dari Monas sampai Harmoni, saya pun melihatnya secara langsung. dan hasilnya, tongkatnya memang benar hilang dan saya melihat pencurinya tergolong rapih, karena jika itu sebuah patung, untuk mengambilnya harus minimal dipatahkan, tetapi tak ada bekas cacat sama sekali, seperti tongkat itu ditarik dan dirampas dengan mudahnya dari hermes.
(foto yang saya ambil di harmoni, meskipun agak jelek tapi bukan hasil sotosop)
sekarang bandingkan foto di atas dengan foto yang serupa yang sebelum tongkatnya hilang, merasa ada yang aneh? ya, tongkatnya tidak ada, lalu apakah masyarakat sekitar tak ada yang menyadarinya?
memang the founding father kita pernah berkata JASMERAH, jangan sekali-kali melupakan sejarah, termasuk untuk memperhatikan peninggalan sejarah dan budaya di negeri ini, budaya kita dijiplak negara lain seantero negeri langsung heboh, namun bagaimana dengan hal kecil saja? memperhatikan peninggalan sejarah kita, biar kata dicorat coret sampai dicuri pun tak ada yang memperhatikan, padahal peninggalan sejarah apalagi patung hermes adalah salah satu ikon kota Jakarta yang tak ternilai harganya?
Sama seperti kasus hilangnya patung tersebut, hilangnya tongkat hermes pun sudah pernah terjadi pada tahun 2004, namun bukan yang di harmoni, melainkan di museum Fatahillah.
(foto ini diambil tahun 2004 di halaman dalam museum Fatahillah)
coba anda bandingkan dengan foto ini
jadi siapa dan untuk apa mereka mengambil tongkat hermes di jalan harmoni? apakah akan kembali seperti halnya tongkat yang di museum Fatahillah? saya harap semua warga jakarta lebih memperhatikan peninggalan sejarahnya agar tak kecolongan lagi dan heboh lagi, okeh?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar