Wei Zheng (魏徵) Kanselir Kaisar Tang yang Berpanglimakan Sie Jin Kwie

Gambar Wei Cheng Politikus Ulung Zamannya Sie Jin Kwie Tiongkok Kuno

Gambar Wei Cheng Politikus Ulung Zamannya Sie Jin Kwie Tiongkok Kuno

Akhir-akhir ini ketika buka Kompasiana selalu Pop-up Iklan Drama “ Sie Jin Kwie”. Jadi ingat cerita Wei Zheng (魏徵) Kanselir Kaisar Tang Tai Zong (唐太宗 tahun 599-649 M ) pada zaman Dinasti Tang ( 618 – 907 M ) di Tiongkok.

Pada masa kekaisaran Tai Zong, wilayah kekuasaannya meliputi Asia Tengah hingga Timteng dan Afrika. Utara. Kaisar Tang salah satu Panglima Perang yang sangat terkenal adalah Sie Jin Kwie, atau dalam bahasa aslinya Xue Rengui (薛仁贵).


Dalam konteks ini penulis akan memperkenal Wei Zheng, seorang politikus yang sangat terkenal dalam sejarah Tiongkok kuno, menjadi salah satu dari 100 tokoh yang sangat dihormati dan berpengaruh hingga sekarang di Tiongkok. Wei Zheng lahir pada tahun 580M dan wafat tahun 643M. Dia ini mulanya adalah musuh Kaisar Tang Tai Zong sebelum menjadi kaisar. Tapi sangat dihormati oleh Kaisar Tai Zong ( nama sebelum jadi kaisar adalah Li Shi Min 李世民 ), dan menjadi cerminan hidupnya.


Wei Zheng nama kehormatannya Xuancheng (玄成) atau Duke Wenzheng of Zheng (鄭文貞公), lahir dari keluarga miskin, namun dari keluarga ilmuwan di daerah Hebei sekarang. Ayahnya meninggal ketika Wei Zheng masih kecil. Masa remaja hidupnya sangat miskin, tapi dia sangat rajin belajar, sangat gemar membaca buku. Sehingga pada usia muda sudah sangat berpengetahuan luas dan cendikia.



Pada tahun 611 ikut dalam pemberontakan melawan Raja Shui yang sudah bobrok dan korup. Untuk menyingkir dari huru hara, dia masuk menjadi Pendeta Tao. Pada tahun 616 oleh Raja Shui Wu Yang ( 隋武阳 ) diangkat menjadi pejabat administrasi bagian gudang harta. Namun akhirnya Raja Shui ditalukkan oleh Limi李密 ( Kaisar Tang Gaozu 唐高祖 ) pendiri Dinasti Tang, yang menjadi Kaisar Tang pertama. Limi sangat senang dengan kepandaian Wei Zheng, maka diangkatlah dia menjadi pejabat adminstrasi dalam Markas Panglima Ketentaraan.


Saat itu ‘putra mahkota I’ Li Jian Cheng李建成 ( putra sulung Tang Gaozu) mendengar akan kepandaian Wei Zheng, dia diangkat menjadi pegawai pendamping dirinya dalam setiap kegiatannya. Tapi ketika itu terjadi persaingan sengit antara Lie Jian Cheng dan adiknya Lie Shi Min ( putra mahkota II ) dalam memperebutkan kedudukan sebagai putra mahkota. Li Shi Min menyusun kekuatan untuk coba merebut pengaruh agar bisa diangkat sebagai putra mahkota I. Wei Min melihat kelagat ini menjadi risau.


Li Shi Min adalah seorang muda yang ahli surat dan ahli silat, tidak saja gemar belajar ilmu pengetahuan dan baca buku, juga seorang yang gemar ilmu silat dan kemiliteran. Selama ini telah banyak berjasa untuk negaranya.



Pada tahun 621 terjadi pemberontakan untuk menggulingkan Raja Tang didaerah Shantung. Wei Zheng pikir saatnya untuk berbakti kepada majikannya. Dan mengajurkan kepada majikannya untuk berbuat jasa pada negaranya agar bisa terkenal, dengan menumpas pemberontakan tersebut. Kebetulan pemberontak tersebut masih kecil dan kebetulan perbekalannya sedang mengalami krisis. Dia mengusulkan majikan secara proaktif harus bergerak menumpas pemberontakan tersebut. Disamping itu dengan bergerak menumpas pemberotakan ini, dia bisa berkesempatan untuk berteman banyak dengan para pendekar-pendekar kerajaan terutama didaerah Shantung, dengan demikian bisa lebih memperkukuh posisinya dalam persaingan perebutan tahta kaisar. Jian Cheng menerima usulan tersebut, akhirnya benar saja berhasil menumpas pemberontakan ini, dengan demikian posisinya makin kokoh.


Pada tahun 626, Li Shi Min mengadakan makar untuk merebut kedudukan sebagai putra mahkota, yang terkenal dengan Makar Xuanwu zhi bian (玄武之变), dimana dalam makar ini berhasil membunuh putra mahkota I ( Li Jian Cheng ). Dengan mendesak sang ayah ( Gaozu) untuk menyerahkan mahkotanya, Li Shi Min berhasil menjadi Kaisar dengan gelar Tang Tai Zong,


Li Shi Min sejak mula sudah sangat tertarik dengan kepandaian dan keberanian Wei Cheng, walaupun tahu bahwa Wei Cheng pernah berusaha membunuhnya dalam membantu majikannya ( putra mahkota I ) melawan dia. Wei Cheng tetap diangkat sebagai pejabat penting istana, dan sering mengudang ke kamarnya untuk berbincang tentang politik negara. Terutama tentang kelemahan-kelemahan dan kegagalan kebijaksanaan dari pemerintahannya. Wei Cheng dengan tanpa ragu selalu dengan berani mengeritik Kaisar, dan memberi saran-saran positif, tidak perduli apakah saran itu bisa menyinggung perasaan Kaisar. Namun Kaisar Tai Zong adalah seorang ksatria dan jujur serta tegas, dia selalu bisa menerima saran-saran Wei Cheng, bahkan sangat mengaguminya.


Tahun 628, Wei Cheng diangkat sebagai Sekretaris Negara/ Kanselir, diberi kekuasaan dalam bidang pengawasan politik. Dia diangkat sebagai pejabat tersebut karena walaupun saat Tai Zong sedang marah besar, jika Wei Zong merasa pendapatnya benar tetap saja berani bertentangan dengan kaisar dalam berdebat dan tidak mau mengalah.


Pada tahun 632, para petinggi istana mengusulkan Kaisar Tai Zong untuk berziarah ke Gunung Taishan untuk menunjukkan ( pamer) kejayaan dan kekayaan negaranya. Saat itu hanya Wei Cheng seorang yang menentang usulan ini, karena pamer ini adalah suatu pemborosan yang merugikan rakyat, dan bisa melukai perasaan rakyatnya yang miskin. Tidak lama sebelum niat ini terlaksana, didaerah bagian tengah Tiongkok terjadi kebanjiran besar, akhirnya usulan untuk beriziarah ini dibatalkan.


Dialog ini ini sangat menarik sekali, antara lain sebagai berikut:


Kaisar bertanya kepada Wei Zong : “ Kamu menentang saya berziarah, apakah karena prestasi saya tidak cukup besar?” . Wei menjawab “ Oh tentu cukup besar.”. Kaisar Taizong bertanya lagi: “Apakah karena kebajikan saya tidak cukup besar?”. Wei menjawab: “cukup besar juga”. Kaisar bertanya: “Apakah karena Tiongkok masih belum cukup tentram?” . Wei menjawab: “Sudah cukup tentram”. Kaisar bertanya: “Apakah karena suku babar masih belum tunduk kepada saya?” Wei menjawab : “Sudah tunduk.” Kaisar bertanya : “ Apakah karena hasil panen yang kurang baik?” Wei menjawab : “ Hasil panen kita baik.” Kaisar bertanya: “Apakah karena berkat masih belum terjadi?” Wei menjawab : “ Berkat sudah ada”. Kaisar bertanya ; “ Lalu, mengapa saya masih tidak boleh untuk berziarah?”. Wei menjawab : “Meskipun Yang Mulia telah mencapai ke-enam bidang tadi, tapi kita masih mewarisi sisa-sia keadaan kebingunan pada akhir pemerintahan Shui. Populasi masih sangat berkurang dan belum pulih. Toko-toko makanan masih kosong. Ketika Yang Mulia berangkat ke timur ( ziarah ke Gunung Taishan ), ribuan kuda dan gerobak membutuhkan pasokan sepanjang perjalanan. Selain itu, saat berziarah para pemimpin bangsa dan penguasa harus hadir bersama YM. Sednagkan dari ibukota ( Luoyang/Yi) ke Gunung Taishan (Timur Laut Tiongkok/Shantung) desa masih sedikit sekali demikian juga penduduknya. Sepanjang jalan hanya padang ilalang dan rerumputan, ini sangat mengundang kaum babar untuk menyerang untuk menunjukkan kelemahan kita. Selanjutnya, walaupun kita sangat menghargai mereka, mereka belum tentu senang kita yang datang dari jauh ini. Bahkan jika YM membebaskan mereka dari menyetor pajak untuk bertahun-tahun, YM mulai tetap saja tidak dapat memberi kompensasi atas kerugian mereka. Untuk apa YM hanya untuk mengadakan upacara berziarah saja harus mengorbankan kerusakan nyata yang demikian?”


Pada tahun 638, Wei Cheng melihat pemerintahan mulai merosot, Kaisar Tai Zong terlihat mulai bermalas-malasan dalam memerintah, mulai adanya kecendrungan ingin berhela hela saja. Wei Cheng mengajukan ‘Petisi 10’ kepada Kaisar (谏太宗十思疏 Jian tai zong shi si shu ), yang meneguraikan sepuluh perubahan-perubahan penting yang terjadi pada diri Kaisar Tai Zong sejak dari mulai dari belum berkuasa hingga saat itu. Dengan mengeritik pedas dan juga memberi saran-saran positif. Kaisar Tai Zong setelah membaca Petisi ini menjadi sadar. Bahkan memajang‘Petisi’ ini, sehingga setiap saat dia bisa membacanya sebagai peringatan atas dirinya agar mawas diri.



Pada tahun 643, Wei cheng sakit keras. Kaisar Tai Zong mengirim tabib-tabib terkenal untuk mengobatininya. Tapi akhirnya meninggal juga. Saat pemakamannya Kaisar melakukan upacara pemakaman besar, yang langsung dihadiri juga oleh Kaisar Tai Zong sendiri. Dan buatkan Prasakti khusus untuk Wei Cheng. Menghadiahi istri dan keluarganya dengan berbagai penghargaan.


Wei Cheng adalah salah satu politikus besar sepanjang sejarah, tidak hanya pandai juga berani, berani pengeritik penguasa secara langsung atas kesalahannya, sangat dihormati oleh orang Tiongkok dan dunia. Bahkan pusat pemerintahan kerajaan Tang dinamai Gedung Wei Cheng. Didirikan Prasakti dengan sajak-sajak Tai Zong yang sangat menyangjung Wei Cheng sebagai cermin atas diri Kaisar Tai Zong.



Patung Wei Cheng

Patung Wei Cheng

Bahan:Stories of 100 Famous People Who Influence The World
http://baike.baidu.com/view/248124.htmhttp://en.wikipedia.org/wiki/Wei_Zheng ; http://zh.wikipedia.org/wiki/%E9%AD%8F%E5%BE%B5http://www.52yuwen.com/Photo/ShowPhoto.asp?PhotoID=3029
Sucahya Tjoa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar