Berbekal informasi yang saya dapat dari bantuan om google, rekomendasi link wisata jogja serta blog dari seorang sahabat, saya berhasil mengumpulkan 14 candi yang harus saya temukan di seputaran Prambanan. Berdasarkan peta kawasan Prambanan yang saya dapatkan dan di cocokkan dengan lokasi ke-14 candi tersebut, sebaran candi-candi terbagi dalam 3 kelompok besar dan ini saya buat versi saya untuk menghemat waktu saya yang sangat terbatas. Pengelompokannya yaitu : kelompok pertama adalah Candi Sambisari, Kedulan, Sari, Kalasan/Tara. Kelompok kedua Candi Plaosan Lor dan Kidul, Candi Sewu, Bubrah, Lumbung dan Kelompok ketiga adalah Candi Sojiwan, Candi Ijo, Banyunibo, Barong dan Kraton Ratu Boko
Berdasarkan pengelompokan candi yang sudah saya buat, saya mulai mengarah menuju Kelompok Candi Pertama, dimulai dengan Candi Sambisari yang berlokasi 2 km di seberang bandara Adisucipto. Candi Sambisari merupakan candi yang mungil dengan taman yang indah di sekelilingnya. Di dalam candi terdapat arca Lingga Yoni yang besar. Mendapati candi Sambisari yang sudah terawat dengan taman yang cantik, membuat saya sangat optimis dan semangat untuk menjelajahi ke-13 candi lainnya. Tapi ternyata dugaan saya salah, ketika mendatangi candi Kedulan yang areanya masih terendam air, saya menjadi miris, menurut informasi petugas keamanan yang berjaga di lokasi, situs candi Kedulan baru akan di rekonstruksi tahun 2012 ini, dengan membuatkan saluran drainase untuk mengalirkan air yang merendam candi dan masih akan ada pekerjaan penggalian di daerah persawahan untuk membuka candi-candi yang masih tertimbun.
Candi Ijo terletak di atas bukit, menjadikannya candi berlokasi tertinggi di seputaran Prambanan. Kompleks Candi Ijo ini mengingatkan saya pada kompleks candi di Dieng, didukung dengan cuaca yang sejuk sore itu. Dari Candi Ijo ini terlihat pemandangan yang spektakuler menghampar dari kaki gunung Merapi hingga lepas ke kota Jogjakarta. Komplek candi Ijo terdiri dari beberapa teras, dan yang sudah terlihat rapi adalah di teras teratas dengan ramput yang menghijau. Di teras atas initerdiri dari 1 candi utama dan 3 candi perwara. Di salah satu candi perwara itu masih terdapat arca Nandi yang utuh berseblahan dengan sebuah yoni.Penjelajalan candi saya hari ini di tutup dengan candi Canyunibo yang mungil di tengah-tengah ladang tebu.
Minggu Pagi ini di mulai dengan kelompok candi kedua, saya mendatangi candi Plaosan yang dari kompleks candi Prambanan, terdapat petunjuk arah yang memudahkan. Candi Plaosan terbagi atas Plaosan Lor dan Plaosan Kidul dan ternyata kompleks candi Budha yang besar, tapi dari keseluruhan kompleks, banyak puing-puing berserakan yang merupakan candi pewarta dan stupa yang mengelilingi candi utama. Secara arsitekturnya candi Plaosan ini cukup unik, karena candi Budha ini banyak terdapat ornamen Hindu. Berkeliling di area candi Plaosan cukup menarik bagi saya, karena dari ke-6 candi yang kemarin saya kunjungi, ini termasuk yang paling besar. Di kompleks candi Plaosan Lor selain candi juga terdapat altar besar yang terdapat patung budha mengelilinginya. Usai di Candi Plaosan Lor saya menuju candi Ploasan Kidul, yang hanya berseberang jalan. Kompleks candi plaosan Kidul walau dekat tapi berbentuk lebih kecil dan bentuk candinya pun berbeda.
Candi Sewu adalah Candi Budha yang megah, candi Budha kedua Terbesar setelah Candi Borobudur. Begitu tiba di muka kompleks candi Sewu, saya begitu takjub, terpesona oleh keindahan Candi Sewu, walau di sekelilingnya masih banyak puing-puing candi perwara yang belum di rekonstruksi, tapi candi utama Candi Sewu begitu memikat perhatian. Sayang sekali kecantikan candi ini di bayang-bayangi candi Prambanan yang lebih dahulu populer, sehingga walaupun terdapat dalam satu kawasan kompleks candi Prambanan, sangat sedikit sekali pengunjung yang berniat untuk mendatangi candi Sewu.
tak jauh dari candi Sewu terdapat candi Bubrah dan Candi Lumbung, kedua candi inipun terdapat di dalam kompleks candi Prambanan, hanya berjalan kaki skitar 500m saja, tibalah saya di kedua candi tersebut. Kedua candi ini masih dalam tahap rekonstruksi, sehingga tak banyak yang bisa di nikmati. Usai melihat ketiga candi saya sempatkan melepas lelah di taman sekitar candi Sewu, cukup nyaman dan teduh karena banyak pohon-pohon pelindung.
Usai rehat, kembali saya melangkah, kali ini menuju candi Sojiwan. Menurut petugas keamanan di candi Plaosan, saya harus menuju ke arah stasiun kereta Prambanan, karena candi Sojiwan tak jauh dari sana, dan benar saja, dengan mudah saya menemukannya.
Candi Sojiwan, candi Budha yang baru saja selesai rekonstruksinya, masih terlihat rapi dengan taman yang cukup luas, tapi seperti candi-candi lainnya, hanya tinggal bangunan candi saja, tanpa arca yang menghiasinya.
Kraton Ratu Boko sudah masuk dalam pengelolaan candi Borobudur dan Prambana, sehingga sudah tertata rapi. Memasuki Kraton dengan menaiki tangga menuju Gapura yang begitu populer, sering saya lihat potonya di manamana. Kebetulan sore itu belum ramai, sehingga saya bisa berfoto dan berjalan sepuasnya. Saat di area dalam, tiba-tiba hujan deras, beruntung saya bawa payung. Dengan berpayung saya tetap melanjutkan berjalan, karena di area Kraton Ratu Boko ini, tak terdapat tempat untuk berteduh, semua reruntuhannya tak beratap, hingga saya tiba di pendopo, yang memiliki gerbang beratap, lmayan untuk berteduh. Saat hujan mulai reda, saya mendapati gerbang Kraton Ratu Boko yang kosong, tak ada pengunjung, wah kesempatan emas, bisa poto gerbang dengan maksimal.
2 hari ternyata cukup untuk saya menjelajahi 13 candi dan 1 Kraton Ratu Boko. Dengan biaya yang tak terlalu besar, namun bermakna luarbiasa. Sayang sekali dari 14 tempat yang saya kunjungi, hanya beberapa yang siap, lainnya masih dalam tahan rekonstruksi. Tapi walau demikian, tak mengurangi keindahan dan kemegahannya. Jadi bila ke Jogjakarta nanti, coba ikuti perjalanan saya dan siapsiap untuk terpesona keindahannya.
Elvi bannadaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar