Kata sekuler, akhir-akhir ini sangat populer. Sekulerisme sendiri suatu idiologi dimana kegiatan pemerintahan dipisahkan dengan kegiatan keagamaan. Keagamaan menjadi tanggung jawab pribadi dan keluarga. Dengan begitu pemerintahan yang sekuler akan lebih banyak dibina melalui berbagai peraturan yang rasional dan saintifik dengan nilai-nilai, norma, dan hukum yang universal bisa berlaku bagi semua warga negara yang plural. Sekuler bukan anti agama, justru melindungi semua agama yang ada. Sekuler bukan sebuah negara ateis, karena sekulerisme tetap menghargai semua kelompok termasuk agama maupun ateis. Sekuler menjunjung kebebasan berpendapat dan berekspresi, bukan berarti bahwa sekulerisme liberal tanpa norma dan hukum.
Sekulerisme menjunjung kebebasan berpendapat, secara sadar menjalankan ethic code dan moral law, anti dogma, anti tirani, dan humanisme.
Namun darimana asal ide pembentukan pemerintahan yang sekuler ini? Yang sampai saat ini begitu luas dianut oleh berbagai negara di dunia?
Adalah seorang ahli hukum dan filsafat Francis Bacon seorang Inggris yang hidup tahun 1561 – 1526, yang telah berperanan memberikan inspirasi pada Raja Inggris, King James I untuk merubah tatanan politik dari monarki absolut menjadi monarki konstitusional dan sekuler. Semua keputusan yang dibuat oleh negara, dalam segala bidang bukan lagi berdasarkan kitab suci agama, tetapi berdasarkan rasional empirik da ilmiah. Bacon seorang filosof yang banyak menulis buku dan juga menterjemahkan Bible ke dalam bahasa Inggris. Salah satu buku yang sangat terkenal dan membuka sejarah baru politik dunia adalah The New Atlantis yang ditulisnya dalam bahasa Latin pada tahun 1627. Beberapa tahun kemudian buku ini diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.
Roman utopia
Pemikiran Bacon yang telah merubah tatanan politik dunia hingga saat ini, dan menjadi pencerah jaman kegelapan (dark age) di abad pertengahan itu, berada dalam sebuah novel roman utopia The New Atlantis. Buku tipis yang ditulisnya dalam bahasa Latin itu, telah menarik perhatian King James I untuk merubah kerajaannya sebagaimana yang diimpikan Bacon dalam novel itu.
Kisahnya adalah saat mana ada ekpedisi kapal laut dari barat menuju timur. Meliwati China dan Jepang, akhirnya mereka terdampar di sebuah Pulau bernama Pulau Bensalem yang lokasinya di samudra Atlantis tak jauh dari Peru, Amerika Latin. Para kru kapal diterima dengan sangat ramah, dijamu, bahkan dirawat. Di pulau itu semuanya beragama Kristen, namun umumnya mereka datang dari berbagai bangsa. Ada sebuah lembaga pendidikan bernama The House of Solomon, kepalanya seorang Yahudi yang sangat baik hati. Cara memimpin bawahannya sangat demokratis, mengedepankan kesetaraan dan humanisme. Sekalipun mereka beragama Kristen, namun berbagai pekerjaan ilmiah tidak terkontaminasi dengan pemikiran agama. Dengan begitu ilmu menjadi berkembang atas dasar filosofi akal yang rasional. Singkat kata, pulau itu adalah sebuah negara yang sangat ideal.
Buku The New Atlantis adalah sebuah buku novel roman utopia yang sarat berisi filsafat humanisme sekuler. Buku-buku cerita utopia biasa hadir di tengah-tengah kemelut yang dirasakan getir oleh semua kalangan. Pada waktu itu, negara-negara di Eropa tengah mengalami jaman kegelapan, banyaknya kekacauan dan peperangan yang disebabkan karena agama (Katolik) digunakan sebagai alat kekuasaan. Para pemimpinnya korupsi, rakyatnya miskin. Para pemimpin saling berseteru, menghasut, dan saling membunuh.
Ketertarikan King James I ini yang kemudian memutuskan untuk mendukung Francis Bacon agar berbicara dimuka sidang parlemen, agar tatanan politik kerajaan Inggris dirubah total, yaitu menjadi sekuler, dimana urusan pemerintahan dan urusan agama dipisah. Segala keputusan kepemerintahan harus berdasarkan rasionalitas dan ilmiah. Sedang urusan agama menjadi tanggung jawab keluarga dan pribadi masing-masing. Keputusan Kerajaan Inggris ini kemudian ditiru oleh berbagai negara Eropa lainnya, yang puncak perombakannya di belahan Eropa dalam bentuk Revolusi Perancis yang menghancurkan pemerintahan monarki absolut.
Merubah pemerintahan menjadi sekuler bukanlah seperti membalikkan telapak tangan, sebab hukum positip yang harus diterapkan haruslah bisa diterima oleh semua warga masyarakat. Artinya harus mengacu pada apa yang dipunyai masyarakat, yaitu sistem nilai dan norma. Agar sistem nilai dan norma masyarakat seiring dengan sekulerisme, masyarakat juga memerlukan bimbingan. Karena itu diperlukan banyak pembimbing-pembimbing di masyakat atau guru-guru yang mampu membangun masyarakat sekuler.
Dari sini kemudian para bangsawan dan kaum intelektual membangun organisasi Freemason. Dengan mengambil filsafat The House of Solomon yang demokratis, The House of Solomon ini yang kemudian digunakan sebagai simbol oleh Freemason. The House of Solomon yang diibaratkan sebuah masyarakat yang harus dibangun. Pekerjanya adalah para Mason yang harus bekerja saling bahu membahu membangun masyarakat sekuler.
http://en.wikipedia.org/wiki/New_Atlantis
http://freemasonry.bcy.ca/texts/FrancisBacon.html
http://oregonstate.edu/instruct/phl302/texts/bacon/atlantis.htmlThe New Atlantis: Francis Bacon, Dover Pub., Mineola NY, 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar