Timur Tengah: Kawasan Penuh Gejolak(6)

Lobi Yahudi sangat kuat,dan siapapun yang coba menghambatnya biasanya akan tersingkir.Hal ini pernah di alami oleh Sultan Turki Usmany,Abdul Hamid II yang terguling dari tahtanya pasca ia menolak keinginan Zionis untuk mendapatkan Palestina.Theodore Herzl untuk mendapatkan Palestina yang pada waktu itu merupakan wilayah kekuasaan Turki menawarkan 50 juta pound emas,namun Sultan Abdul Hamid II menolaknya dengan tegas .Lalu Inggris menduduki Palestina pasca kekalahan Turki dalam perang dunia I(1914-1918)yang kemudian melalui suatu konspirasi dengan Cahaim Weizman dan Emir Faisal mengizinkan orang-orang Yahudi mendiami Palestina,dengan imbalan keduanya membantu Inggris dalam melawan Turki.







Bagi Emir Faisal menghendaki kemerdekaan Arabia dari Turki,sementara Chaim Weizman menginginkan wilayah Palestina yang dikuasai Turki sebagai tempat tinggal Yahudi .Dalam konteks inilah keduanya membantu kerajaan Inggris ,maka terkenallah Lourence Of Arabia dalam perang Arab melawan Turki.Kartenanya pada mulanya leluhur Arab Saudi berkongkow dengan Yahudi untuk meraih cita-citanya masing-masing,dengan menggadaikan Palestina yang sebenarnya bukan miliknya itu.Untuk itu pemerintah Inggris mendukung berdirinya negara Yahudi di Palestina dengan keluarnya Deklarasi Balfour ,maka berdirilah negara Israel pada tanggal 15 Mei 1949 yang di proklamirkan oleh David Ben Gurioun seiring Inggris meninggalkan wilayah Palestina.





Pendukung utama Yahudi adalah AS dan EU menyebabkannya semakin keras kepala dan tidak peduli terhadap kecaman internasiuonal atas kebiadabannya di Palestina.Dalam konteks melindungi negara yahudi AS senantiasa menggunakan hak vetonya untuk mementahkan semua resolusi PBB yang kiranya bisa merugikan kepentingan Zionis Israel,bahkan AS tidak malu melanggar perjanjiannya dnegan PBB yang ditandatangani pada tahun 1947. Kasus pelarangan kehadiran Yaser Arafat tahun 1988 dan Presiden Austria,Kurt Waldheim (mantan Sekjen PBB) untuk berpidato di Majlis Umum PBB.





Kelakuan Paman Sam tersebut nyata-nyata melanggar Bab 4 pasal 11 dan 13 perjanjian AS-PBB,yakni pemerintah AS atau pemerintah negara bagiannya tidak diperkenankan mempersulit apapun terhadap wakil negara anggota atau petugas PBB ,atau agen khusus atau wakil organisasi-organisasi yang diakui PBB bila mereka memerlukan singgah di wilayah AS guna keperluan konsultasi.Dan juga AS di larang mempersulit mereka bila mereka meninggalkan AS karena urusan dengan PBB selesai.Pasal 13-nya menguatkan lagi dengan menambahkan bahwa hukum atau ketentuan yang berlaku di AS berkenaan dengan masuknya orang asing harus tidak diterapkan bagi mereka yang bertugas atau diundang PBB,yang hak-hak istimewanya tersebut dalam pasal 11 itu.





Jika visa di perlukan untuk orang-orang yang disebutkan dalam pasal itu,maka visa harus di berikan selekas mungkin dan gratis.Hal semacam ini telah dilakukan AS tahun 1985 dengan membatasi ruang gerak diplomat dan petugas PBB warga Iran,Uni Sovyet,Kuba,Vietnam,Afghanistan,Libya.Namun bangsa Arabpun bukan tidak berupaya untuk melawan lobi Yahudi di AS,meskipun belum mampu melakukannya sefektifnya lobi Yahudi terhadap politisi AS tersebut.Dalam hal ini,orang-orang Arab juga membentuk beberapa organisasi di negara adi daya itu.Diantaranya American Arab-Anti Discriminatio Committee(AAADC)yang di pimpin oleh senator James Abourezck(pendirinya)dan kini dipimpin oleh James Zogby dan Merle Throp Jr(pengacara)yang juga memimpin Foundation for Midle East Peace(FMEP).





Sedangkan salah seorang pengacara lainnya,John Richardson memimpin organisasi Centre for US-European Midle East Cooperation(CUSEMEC).Karenanya gejolak di kawasan Timur tengah antara Israel-Palestina dan bangsa Arab secara keseluruhannya juga merembes ke negara AS dan Eropa.Tetapi titik lemah bangsa Arab justeru mereka sudah terpengaruh demokrasi ala Barat dan kurang menyenangi birokrasi di Timur Tengah yang nepotisme,feodalisme,autokratisme dan bahkan cenderung fasisme.

Tengku Nurdin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar