Antropolog: Aceh Krisis Tokoh Pemersatu


Antropolog DR Kamaruzzaman Bustaman Ahmad menilai saat ini Aceh sedang dilanda krisis tokoh pemersatu, sehingga untuk menyelesaikan setiap permasalahan harus melibatkan pihak luar.

"Jika ada figur pemersatu di Aceh saat ini, maka pilkada akan berjalan dengan dengan baik tanpa ada gugat menggugat aturan," kata dia di Banda aceh, Senin.

Menurut dia, sebenarnya dulu banyak juga masalah melanda provinsi ini, namun karena ada tokoh pemersatu maka permasalahannya cepat terselesaikan.

Sekarang itu tidak lagi terjadi, parahnya lagi sedikit masalah langsung melibatkan orang luar, kata Kamaruzzaman.

"Sekarang tokoh yang lahir bukan lagi sebagai pemersatu, tapi tokoh yang sifatnya sektoral," kata alumni Antropologi Australia ini.

Ia menjelaskan, biasanya tokoh tersebut memiliki nilai kharismatik dan dilahirkan dari kalangan masyarakat itu sendiri. Pasca konflik tokoh seperti itu tidak lagi didapatkan di Aceh.

"Untuk menyelesaikan permasalahan biasa dilakukan dengan budaya ke Aceh-an dengan cara bermarwah dan bermartabat. Misalnya memanggil kedua belah pihak yang bertikai," ujar Kamaruzzaman Bustamam Ahmad.

Selain itu, dia menjelaskan, sebenarnya hal ini telah lama dipraktekkan masyarakat Aceh.

Biasanya, masalah itu diselesaikan kalau sudah mau deadlock (ditunda), kata dosen IAIN Ar Raniry ini.

"Untuk mendinginkan suasana pilkada damai di Aceh sebaiknya, pihak yang menginginkan kekuasaan tidak hanya memikirkan kepentingan jangka pendek tapi memikirkan untuk 50 tahun mendatang," ujarnya.

Alumni Australia ini berharap agar semua pihak menjadikan pilkada bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Mudah-mudahan, perjuangan yang digemborkan benar-benar kepentingan rakyat bukan kelompok atau komunitasnya semata, demikian Kamaruzzaman Bustamam Ahmad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar