Setelah Daud meninggal dunia, ia digantikan oleh anaknya Salomo dari Betsyeba istrinya. Sebelum menjadi raja, kedua anak Daud yaitu Salomo dan Adonia memperebutkan kekuasaan sebagai raja pengganti Daud. Adonia merupakan anak tertua Daud seharusnya menjadi raja menggantikan Daud ia juga menjadi pilihan dari pada suku. Tetapi kekuatan politik dari pada Benaya, Zadok, Adoram ,dan Nabi Natan membuat Salomo lebih mudah untuk dipromosikan sebagai raja pengganti Daud atas Israel. Seperti pendahulunya, Salomo perlu dukungan orang saleh dalam hal ini Natan untuk mengurapinya sebagai legitimasinya untuk menjadi raja.
Selama menjadi raja, Salomo menjalankan pemerintahanya dengan tangan besi. Dimana Israel utara daerah yang memiliki banyak dataran rendah dan subur menjadi daerah yang berperan penting untuk memenuhi kebutuhan kerajaan Salomo. Lewat penindasan dan kerja paksa rakyat Israel utara harus memenuhi kebutuhan negara terlebih lagi untuk biaya militer dan pembangunan bait Allah. Rakyat Israel utara dibebani kerja yang begitu berat sampai Salomo mati dan kemudian digantikan Rehabeam.
Pada tahun 931 sebelum zaman bersama, masa Rehabeam menjadi raja saat itulah kerajaan Israel bersatu terpecah menjadi kerajaan Yehuda dan kerajaan Israel utara. Hal ini dipicu oleh keputusan Rehabeam yang menjawab permintaan oleh suku-suku utara yang meminta penghapusan kerja paksa dan penindasan oleh ayah mereka Salomo kepada mereka, dengan menyatakan bahwa ia lebih justru akan menambahkan kerja paksa yang lebih dari ayahnya dan lebih kejam dari pada apa yang telah ayahnya lakukan atas Israel utara (“ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk besi”).
Nasihat teman-teman sejawat Rehabeam kepadanya agar lebih mengintensifkan kerja paksa dengan harapan bertambah sejaterahnya kelurga kerajaan ternyata justru berbuah ironis dengan terjadinya pemberontakan rakyat Israel utara kepada pemerintahan Rehabeam. Hal ini dimulai dari pemberontakan kepada pegawai istana Rehabeam sekaligus pengatur kerja paksa yaitu Adoram yang kemudian dilempari batu hingga mati oleh rakyat Israel utara. Terjadi berbagai macam pemeberontakan hingga akhirnya Israel utara benar-benar melepaskan diri dari kerajaan Israel bersatu dan lepas dari tirani dinasti Daud. Kemudiaan kerjaan bersatu tidak lagi disebut Israel bersatu melainkan kerajaan Yehuda untuk Isreal selatan dengan raja Rehabeam dan kerajaan Israel untuk Israel di utara.
Keadaan ini dimanfaatkan dengan baik oleh Yerobeam seorang mantan petugas administrasi kerja paksa Salomo di Efraim yang lari ke Mesir dan mencari suaka disana karena dia tidak puas kepada Salomo. Yerobeam memanfaatkan keadaan ini untuk kembali ke Israel dan mencari dukungan kepada suku-suku Israel utara dengan membuat koalisi bersama pemberontak yang melawan kekuasaan raja, memperbaiki milisi desa, menjaga setiap hak penduduk desa yang tertindas selama penguasaan Salomo, membina hubungan dengan tokoh desa dan orang saleh dengan tujuan yang sama dengan Salomo dan Daud, yaitu legitimasi kekuasaanya atas Israel utara.
Usaha Yerobeam ini sangat berhasil dan kemudian dia menjadi raja atas Israel utara. Yerobeam diurapi menjadi raja oleh Ahia, seorang imam saleh dari daerah Silo. Yerobeam dalam kekuasaanya menyatakan akan menjamin setiap hak penduduk desa dan meniadakan kerja paksa. Akan tetapi dalam sistem pemerintahanya ia justru menjalankan program pembangunan kerajaan yang membutuhkan kerja paksa dan dalam hal ini Yerobeam merupakan ahlinya dalam urusan admistrasi kerja paksa. Yerobeam memindahkan ibukota Israel ke Tirza yang terletak disebelah tenggara Sikhem sebagai kota tandingan Yerusalem secara politik. Yerobeam juga memutuskan hubungan dalam sisi spiritual yang selama 100 tahun belakangan menguntungkan dinasti Daud secara politik yaitu bait Allah yang ada disana karena seluruh rakyat akan beribadah kesana. Hal ini disadari betul akan membuat masalah bagi pemerintahanya oleh karena itu Yerobeam membuat kultus baru bagi kerajaan Israel yaitu kultus El dengan menggunakan dewa-dewa penduduk desa setempat untuk memutus hubungan dengan bait Allah di Yehuda.
Dengan begitu juga Yerobeam berharap mendapat dukungan dari para imam yang ada di Betel yang merupakan keturunan Harun serta dukungan para imam di Dan yang merupakan keturunan Musa. Yerobeam menghidupkan kultus Elohim sebagai bentuk jamak yang dianggap sebagai pelindung mereka dalam mereka melakukan produksi pertanian dan sebagai Hakim yang adil bagi mereka yang sama baiknya dengan baal . Yerobeam juga menekankan bahwa kultus ini tidak memerlukan bait Allah dan segala hal-hal yang berkaitan dengannya seperti yang diatur Salomo. Yerobeam juga membuat hari-hari perayaan baru bagi kerajaan Israel seperti perayaan hari raya panen besar.
Sama halnya dengan Daud, Yerobeam kemudian membuat sumber E sebagai identitas dan legitimasinya atas kekuasaanya diutara. Merupakan hasil adopsi sumber J milik Daud untuk menceritakan bagaimana kerajaan Israel selama ia memerintah dan kemudian dinamakan sumber E yang merupakan akronim dari Elohim dengan maksud Yerobeam menjaga jarak secara politis dengan Yahweh versi Salomo. Tema umum yang diangkat oleh sumber E ialah kematian dan pengorbanan anak laki-laki seperti cerita bahwa Yerobeam meninggalkan salah satu anak laki-laki sebagai sandera firaun di Mesir atas jaminan Mesir dan juga sebagai jaminanya kepada Mesir. Yerobeam menyiratkan ide perlindungan bagi anak laki-laki sebagai ahli waris. Hal ini bertujuan untuk legitimasi hal anaknya untuk menggantikan dirinya. Sumber E juga banyak menghindari setiap isi sumber J yang secara politik menguntungkan Yehuda. Yakub yang menjadi simbol Israel secara seluruh digambarkan oleh sumber E sebagai pendiri kultus ibadah El di Bersyeba, Gilead, Mahanaim, Pniel, kuburan Rahel dan, Betel. Semuanya itu merupakan tempat peribadatan kultus yang digunakan Yerobeam dan kecuali Bersyeba semua kultus itu merupakan perbatasan dari sebelah timur dan selatan kerajaan Israel. Semua hal ini dilakukan Yerobeam ialah untuk menyatakan kekuatan dan peranya dalam revolusi Israel dan pembebasan Israel utara dari pada dinasti Daud.
Akan tetapi pada kenyataanya ketika Yerobeam mati dan anaknya menjadi raja seluruh keturunanya dengan cepat digulingkan ketika menjadi raja atas Israel. Kudeta komandan pasukan Israel Omri kemudian membuat pergantian dinasti dalam kerajaan Israel. Dia dan keluarganya membangun Israel dengan tangan besi untuk menentang Asyur yang menjadi ancaman terhadap Israel. Omri juga gagal membuat pencitraan yang baik bagi dirinya sendiri dan keluarganya lewat legitimasi imam-imam dan tulisan suci. Omri dalam usahanya untuk mempertahankan diri dari ancaman Asyur menggunakan cara politik luar ala Salomo dengan membina hubungan bilateral lewat pernikahan anak laki-lakinya Ahab dengan ratu Tiruz yaitu Izebel dan diikuti dengan pernikahan cucunya Atalya dengan keluarga keajaan Yehuda. Omri berhasil membuat pertahanan di Samaria sebagai kota barunya. Lewat kerja paksa kota tersebut dibangunya dan dibentenginya.
Omri cukup berhasil dalam memperkuat kekuatan militernya bahkan anaknya Ahab mengepalai angkatan perang yang jumlahnya satu setengah kali lipat lebih banyak dari Salomo. Hal berhasil terjadi karena Omri menggunakan cara yang sama dengan Salomo yaitu kerja paksa rakyat desa untuk memenuhi kebutuhan Israel kerajaan yang baru berkembang. Dan menurut catatan tulisan suci kerja paksa masa Omri lebih mengerikan dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan oleh Salomo ketika menjadi raja atas Israel bersatu. Dalam kerja paksa ini Omri membuat sistem sita tanah bagi setiap petani yang berutang dan jika tidak mampu membayar maka mereka akan bekerja sebagai buruh. Tanah-tanah sitaan itulah yang dikumpulakan kemudian dijadikan sebagai komoditas utama penghasil gandum untuk keperluan kerajaan dalam membuat ekspor untuk membiayai pasukan perang. Akan tetapi luas wilayah kerajaan Omri tidaklah sebanding dengan jumlah pasukanya. Hal ini yang membuat Omri mengintensifkan kerja paksa dan memanipulasi perdagangan. Selain itu karena sistem distribusi yang buruk dan curah hujan yang rendah terjadilah kelaparan pada masa pemerintahan Omri.
Pada masa berikutnya penerus Omri tidak lagi memiliki pengaruh yang kuat dan baik bagi sekutunya baik dalam hal ekonomi maupun politik. Hal ini membuat mereka harus membayar upeti kepada Asyur jika tidak ingin diserang. Salmanesser III dari Asyur bahkan memerintahkan kepada Yoram cucu Omri untuk membayar upeti kepada Asyur. Kejadian ini digambarkan dalam Pilar Batu Hitam Asyur. Hal ini membuat pengaruh Asyur atas Israel makin kuat bahkan telah mengepung Israel dan siap menghancurkan Damsyik. Hal ini memicu munculnya suatu gerakan anti Yoram oleh Hazael dari Damsyik yang bekerja sama dengan Yehu yang merupakan komandan angkatan perang Omri untuk menggulingkan Yoram.
Kudeta yang dijalankan Yehu merupakan kudeta yang sangat kejam dan keras. Selama masa ini seluruh wilayah jajahan Israel direbut Damsyik dan sekutunya. Yehu juga melakukan pembantaian terhadap sebelas pangeran kerajaan Israel dan Yehuda bahkan membuhuh Yoram di Israel, dan Izebel serta Ahazia di Yehuda. Seluruh penyembah baal pun dibantai habis olehnya ketika dikumpulkannya mereka dirumah ibadah di Samaria. Dengan dukungan dari seorang saleh dari Gilead, Yehu memproklamasikan dirinya sebagai raja yang baru. Pada perjalananya memang banyak orang saleh yang menentang raja-raja dalam ketidakadilan mereka. Tetapi perlu diingat setiap raja di Israel selalu membutuhkan dukungan orang saleh untuk legitimasi mereka. Yehu kembali membuka sistem perkebunan besar bagi perekonomian kerajaanya (khusus untuk para pendukungnya).
Pada masa Yehu, ia menggunakan sosok Elia dan Elisa sebagai sumber cerita yang mendukung ketokohanya. Elia dianggap merupakan wakil dari Yahweh didunia yang dengan gigih melawan baal orang Samaria dan orang Tirus. Pengurapan Yehu yang terjadi dalam ruangan tertutup membuat dirinya harus membuat cerita yang memilki mata rantai kuat dalam kronologinya. Setelah keluar ruangan dengan kepala yang berminyak setelah diurapi mata rantai cerita pengurapan Yehu ialah Yahweh memerintakannya kepada Elia, kemudian perintah itu turun kepada Elisa yang memerintahkan pelayanya mengurapi Yehu lalu kemudian menghilang. Begitu pun juga hal yang dialami Hazael.
Yehu menggunakan Elia sebagai pelindungnya dan kembali mengangkat tokoh utama sejarah Israel yaitu Musa dengan membuat suatu pencitraan akan kekerabatan secara tidak langsung dengan Musa dengan menggunakan pengetahuan umum bahwa orang saleh bisa bangkit dari kematian. Kisah Musa yang diabaikan oleh dinasti Omri rupanya menjadi bagian yang penting dalam kehidupan bangsa Israel. Gaya kharisma Musa dalam sejarah Israel inilah yang digunakan Yehu untuk menyatakan bahwa Elia juga mencapai haknya untuk memimpin kelompok pengikut, seperti layaknya cerita tentang Musa.
Walaupun sudah terbagi menjadi dua kerajaan tetapi hubungan Yehuda dan Israel tidak serta-merta putus. Mereka bahkan menjalin hubungan dalam aliansi melalui pernikahan anggota kerajaan, hubungan dagang, dan aliansi militer. Hal ini membuat Yehuda tetap menjalankan jaringan hubungan dagang yang mereka warisi dari pada masa Omri dan kultus baal Omri walaupun Yehu telah berkuasa atas Samaria. Dalam perkembanganya di Yehuda muncul Yoas sebagai generasi asli Daud untuk kembali berkuasa atas Yehuda (saat zaman Atalya berkuasa seluruh keturunan Daud yang ingin menjadi raja ditahan kemudian dibuhuh). Namun karena Hazael memberikan ancaman serius bagi kekuasaan Yoas yang telah memperbahurui bait Suci memaksa Yoas untuk mengosongkan istana dan bait suci untuk membayar upeti kepada Hazael penguasa Damsyik. Namun pada tahun 796 Asyur menghancurkan Damsyik dan seluruh wilayah Damsyik selanjutnya atas persetujuan Asyur menjadi milik Yoas dan anaknya Yerobeam II. Yoas dan anaknya memperluas wilayah kerajaan mereka melebihi wilayah teritori Damsyik sendiri. Sementara itu pewaris Daud di Yehuda terus membangun Yehuda dibawah aliansi seperti yang dulu dibangun oleh Omri dan Ahab. Uzia menaklukan dataran rendah Filistin, Asdod, pelabuhan laut merah, Elat, dan memerintahkan rakyatnya membangun kembali benteng pertahanan dibagian selatan padang gurun perabatasan Yehuda. Pada akhirnya luas kerajaan Yerobeam II di Israel dan Uzia di Yehuda telah menyaingi luas kerajaan pada masa Salomo berkuasa dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar