Chaplin, Korban FBI?
Meskipun mulai terkenal di Amerika lewat karya layar bisu, Chaplin tidak pernah menjadi warga negara Amerika. Charlie pertama kali mendapat perhatian Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika pada awal 1920-an karena pandangan politiknya yang kekiri-kirian. Asisten Direktur FBI J Edgar Hoover menulis dalam memonya, bahwa Chaplin adalah salah satu bintang Hollywood yang menjadi ‘kamar Blsheviski’. Penyidikan terhadap Chaplin ditingkatkan setelah film Modern Times (1936) dan The Great Dictator (1941).Chaplin kemudian dituduh melakukan ‘perbudakan putih’ (white slaverry) dan telah melanggar hak sipil artis Joan Barry. Kasus ini bergulir tahun 1943 di California. Chaplin dituduh melanggar UU 1910 Mann, yang menyebut soal ‘White Slave Traffic Act”. Semangat UU itu federal itu adala melarang adanya pengambilan wanita dari mana pun di Negara bagian dengan tujuan tidak bermoral. UU ini dimaksudkan untuk melarang prostitusi dan human trafficing. Investigasi itu dilakukan untuk kegiatan yang disangkakan terhadap Chaplin di tahun 1943-1945. Namun, karena tidak terbukti dan Caplin dibebaskan dari segala tuduhan.
Tidak ada sumber yang menjelaskan ‘gangguan’ inteligen terhadap kegiatan entertainnya. Tapi, tindakah FBI tampaknya berlebihan. Figur publik Charlie hampir pasti terganggu karena sikap FBI.berthy b rahawarin,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar