Setiap negara berhak dan wajib menjaga kedaulatan bangsa dan negaranya sendiri, demikian jugalah dengan Israel.
Dulunya, tanah-air di mana Israel sekarang itu berdiri adalah termasuk dalam wilayah jajahan Inggris. Setelah perang dunia kedua usai, diputuskanlah waktu itu bahwa wilayah Palestina diserahkan kepada PBB untuk serah terima dan mengatasi perpecahan di tubuh Palestina itu sendiri; konflik internal di tubuh Palestina itu yaitu antara Palestina yang turunan Arab dan Palestina yang turunan Israel.
Singkat cerita, oleh karena potensi konflik demikian yang cukup besar, maka oleh PBB wilayah Palestina dibagi menjadi dua wilayah; wilayah Palestina yang diduduki mayoritas orang Arab dan lainnya wilayah yang diduduki oleh mayoritas orang Israel. Wilayah yang diberikan kepada orang Israel selanjutnya disebut oleh Israel sebagai negara Israel. Ini persis seperti wilayah sub-continent India, di mana wilayahnya dibagi menjadi 2 bagian oleh bangsa penjajah Inggris, yaitu Pakistan untuk pendudukan yang mayoritas muslim dan negara India sendiri untuk wilayah yang mayoritas Hindu.
Setelah dibagi dua ini, orang-orang Arab tidak setuju kalau wilayah Israel itu berdiri sendiri. Arab menganggap bahwa kaum Yahudi adalah kaum hina, jadi status mereka ada dibawah Arab. Oleh sebab itu negara-negara Arab berusaha membuat Israel tidak kerasan di negeri mereka sendiri, maka mereka menyerang Israel secara keroyokan – ini mengingatkan aku waktu masih anak-anak dulu.
Namun seperti kita ketahui bersama, meskipun dikeroyok secara curang dan tidak adil, orang Yahudi selalu menang dan orang Arab yang bermain curang itu dikalahkan. Israel menang dalam perang tahun 1948, dan kemenangan ini berulang lagi ditahun 1967. Di kedua perang ini jutaan tentara Arab dikerahkan mengepung disegala penjuru negara kecil Israel yang dikiranya pasti hancur luluh di serang. Namun sepertinya Tuhan lebih berpihak kepada bangsa Israel, akhirnya semua orang Arab kalah, bahkan pada keroyokan orang Arab di tahun 1967, mereka kalah telah dari Israel hanya dalam tempo 6 hari – Tuhan Israel memang hebat, lebih hebat dari tuhannya orang Arab.
Setelah para Arab ini kalah, maka perang-perang kecil berkelanjutan. Tujuannya adalah melawan bangsa Israel dan meratakan Israel dengan tanah. Lantas, apakah salah jika orang Israel membela tanah airnya atau membalas sama seperti cara-cara yang para gerilyawan itu juga memperlakukan Israel? Kalau orang Israel dicubit, orang Israel mencubit lebih keras lagi – salahkah orang Israel? Kita umpamakan saja orang Malaysia menembakkan roket-roket ke pemukiman sipil di Indonesia, apakah orang Indonesia akan diam saja? Tentu tidak bukan!?
Demikianlah, setelah bangsa Palestina dan sekutu negara-negara Arab yang menyerang Israel ditahun 1967 itu kalah dalam tempo 6 hari; Israel mengambil pampasan perang dalam bentuk wilayah territory baru yaitu meliputi wilayah Gaza, West bank, dan Yerusalem Timur. Seandainya saja Palestina dan sekutu Arabnya tidak menyerang Israel, maka wilayah tersebut enggak bakalan diambil oleh Israel – jadi ini semua kesalahan Palestina dan sekutu Arabnya bukan? Namun setelah menang perang, dan wilayah tersebut dikuasai oleh Israel sekarang, kenapa Israel harus menyerahkannya lagi untuk menjadi negara Palestina?
Orang-orang Arab Palestina yang sudah kalah perang sekarang menuntut agar Israel menyerahkan tanah yang mereka rebut dalam perang 6 hari di tahun 1967. Jelas Israel menolak meskipun dipaksa oleh Amerika, karena Amerika cuma perantara damai tentunya tidak bisa memaksa.
Apakah orang Indonesia bersedia menyerahkan Papua untuk menjadi negara merdeka setelah banyak serdadu TNI yang mati karena merebut Papua? Apakah orang Indonesia bersedia menyerahkan Aceh untuk menjadi negara merdeka setelah banyak serdadu TNI yang mati karena merebut Aceh? Tentu tidak, begitulah juga Israel. Di dalam Israel sendiri ada banyak korban yang jatuh dalam perang 6 hari, dan sekarang kita menuntut Israel menyerahkan wilayah yang dia menangkan dalam perang keroyokan orang-orang Arab? Aneh cara berpikir seperti ini.
Bagi Israel segalanya didapat melalui perang, dan semua itu harus dipertahankannya tidak mungkin dilepas bahkan oleh tekanan dari PBB apalagi dari Amerika - jelas tidak mungkin. Ini sama seperti kita juga yang tidak bakalan menyerahkan Papua, demikianlah juga Israel tidak akan menyerahkan sejengkalpun wilayahnya yang dia kuasai. Kesalahan terbesar justru ada pada negara-negara Arab yang telahpun secara keroyokan berusaha meratakan Israel dengan tanah – tapi negara-negara Arab kalah telak.
Sinuratjhon(Orang Papua bekerja dipertambangan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar