Jika kita naik pesawat, pramugara atau pramugari pasti memberitahu agar selama penerbangan gadget yang kita miliki, baik handphone maupun Ipad harus dimatikan karena dapat berpengaruh buruk terhadap sistem navigasi pesawat. Studi terbaru yang dipublikasikan mailonsunday.co.uk bahkan memperkuat hal tersebut.
Belum lama ini mailonsunday.co.uk merilis hasil riset terbaru yang menyatakan bahwa meski hanya seorang penumpang yang mengaktifkan ponsel atau menggunakan perangkat elektronik lain selama penerbangan, sudah mampu menggangu bahkan mematikan sistem elektronik pesawat. Akibatnya, tak tanggung-tanggung, bisa jadi pesawat mengalami kecelakaan fatal.
Sebuah bocoran dari studi yang dilakukan Asosiasi Penerbangan Internasional (IATA), kelompok beranggotakan 230 maskapai penumpang dan kargo di seluruh dunia, menemukan bahwa dalam enam tahun terakhir terjadi 75 insiden terkait penggunaan gadget tersebut oleh penumpang.
Sebelumnya, dalam kurun waktu yang sama, Otoritas Aviasi Sipil Inggris menemukan terjadinya 35 peringatan tanda bahaya di pesawat yang diakibatkan penggunaan perangkat komunikasi. Disebutkan, sebuah Blackberry atau iPad dapat menyebabkan sistem auto-pilot tidak bekerja dan tanda bahaya menyala. Akibat lain, instrumen yang menuntun pilot dalam cuaca buruk juga bisa tidak bekerja.
Jaringan televisi ABC News juga melaporkan bahwa terjadi 75 insiden penggunaan gadget komunikasi, di mana 26 kasus mempengaruhi sistem auto-pilot dan kontrol pendaratan, 17 kasus mempengaruhi sistem navigasi, 15 kasus mengganggu sistem komunikasi, dan 13 menghasilkan pengaktifan tanda bahaya, bahkan beberapa pada mesin.
Penggunaan ponsel dalam pesawat diduga menjadi faktor penyebab kecelakaan sebuah pesawat pada 2003 di Selandia Baru, di mana delapan penumpang tewas. Tapi ketika itu, yang mengaktifkan ponsel bukan penumpang. Melainkan pilot yang tak sabar menelepon keluarganya di rumah.
Pada 2007, perangkat navigasi sebuah Boeing 737 di Amerika Serikat tak bekerja setelah lepas landas, akhirnya diketahui seorang penumpang mengaktifkan perangkat elektroniknya.
Daftar 10 kecelakaan pesawat paling buruk dalam sejarah ini memang bukan diakibatkan oleh penggunaan gadget dalam pesawat, namun dapat menjadi inspirasi sebagai salah satu cara mencegah terjadinya kecelakaan agar setiap kali naik pesawat, kita dapat tiba di tujuan dengan selamat. Data 10 kecelakaan terburuk ini dikutip dari telegraph.co.uk.
1. 1977: Sebanyak 583 orang tewas setelah dua Boeing 747 milik maskapai KLM (Belanda) dan Pan Am (Amerika Serikat) bertabrakan di landas pacu di Bandara Los Rodeos, Pulau Tenerif, salah satu pulau di Kepulauan Canary, Spanyol. Peristiwa ini merupakan kecelakaan tabrakan dua pesawat terburuk dalam sejarah.
2. 1985: Sebanyak 520 orang tewas saat pesawat Boeing 747 milik Japan Airlines mengalami gagal mesin dan jatuh di Gunung Osutaka. Ini merupakan kecelakaan tunggal terburuk dalam penerbangan dunia.
3. 1996: Sebanyak 349 orang tewas akibat tabrakan di udara India, yang melibatkan Boeing 747 milik Saudi Arabian Airlines dan Ilyushin-76 yang dioperasikan maskapai Air Kazakhstan.
4. 1974: Sebanyak 346 orang tewas di Prancis setelah pesawat Douglas DC-10 yang dioperasikan Turkish Airlines terjatuh. Kecelakaan diakibatkan terbukanya pintu kargo pesawat dalam penerbangan.
5. 1980: Sebanyak 301 orang tewas di Arab Saudi saat pesawat Lockheed L-1011 milik maskapai Tristar tiba-tiba terbakar di landas pacu dan upaya evakuasi sangat terlambat.
6. 1979: Sebanyak 273 orang tewas setelah pesawat McDonnell-Douglas DC-
10 mengalami kerusakan mesin dan jatuh saat baru saja lepas landas dari Chicago, Amerika Serikat. Pesawat dioperasikan oleh American Airlines.
7. 2001: Sebanyak 265 orang tewas setelah sirip ekor pesawat Airbus A300 copot setelah lepas landas, lalu terjatuh di permukiman Queens, New York.
8. 1994: Sebanyak 264 orang tewas setelah Airbus A300 milik China Airlines terjerembab saat mendarat di bandara Nagoya, Jepang, akibat kesalahan pilot.
9. 1991: Sebanyak 261 orang tewas akibat jatuhnya pesawat Nationair jenis DC-8-61, yang dicarter Nigeria Airways untuk penerbangan haji ke Mekah. Pesawat jatuh setelah lepas landas dari Arab Saudi, akibat kesalahan pada bagian roda yang memicu kebakaran pesawat.
10. 1979: Sebanyak 257 orang tewas ketika pesawat McDonnell-Douglas DC-10 yang dioperasikan Air New Zealand menabrak Gunung Erebus in Antartika, dalam penerbangan wisata.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar